Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mengapresiasi keputusan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) merelaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium untuk sementara waktu ini.
Bapanas telah memutuskan menaikkan HET beras premium di 8 wilayah di Indonesia sebesar Rp 1.000 per 10 Maret hingga 23 Maret mendatang.
"Tentunya kami mengapresiasi karena memang relaksasi HET ini kan adalah yang kita sudah mintakan dari 9 Februari ya. Ketika kita mengeluarkan rilis ke media bahwa kita berharap pemerintah menggelontorkan relaksasi HET untuk mencegah kelangkaan dan memberikan jaminan ketersediaan beras di ritel modern," kata Roy kepada Tribunnews, Senin (11/3/2024).
Roy pun memaklumi pemerintah hanya memberi relaksasi HET selama dua pekan karena sejumlah faktor.
Baca juga: Mulai Panen Raya, Mentan: Pasokan Beras Bulan Maret Hingga Mei Aman
Yakni, impor beras yang dilakukan Bulog sudah mulai berdatangan dan panen sudah mulai terjadi di beberapa sentral atau lumbung beras di Indonesia.
"Jadi, kami memaklumi. Tentunya ini adalah langkah yang strategis yang dilakukan oleh Kepala Badan Pangan Nasional untuk juga memastikan (keamanan stok dan stabilitas harga beras, red) memasuki puasa hari esok ya," ujarnya.
Meski menyambut baik, Roy memiliki sejumlah catatan mengenai pemberlakuan relaksasi HET beras ini.
Ia memberi catatan ini khusus untuk Badan Pangan Nasional dan Satgas Pangan Polri.
Roy meminta Badan Pangan Nasional dan Satgas Pangan bisa memastikan harga pembelian atau harga perolehan beras premium komersial swasta harus di bawah HET.
Jadi, Roy meminta kedua pihak tersebut bisa memastikan agar para produsen komersial swasta tidak menjual beras mereka ke peritel dengan harga di atas HET.
Roy menjelaskan, harga jual dari produsen komersial swasta kepada para peritel masih lebih mahal dari HET yang sudah dinaikkan baru-baru ini.
"Kita meminta syarat atau catatan, pemerintah harus bisa memastikan dan Satgas Pangan untuk juga menekan, mengawasi, bahkan memonitor harga dari produsen, harga dari penggilingan swasta," ujar Roy.
"Karena harga produsen beras premium atau yang penggilingan swasta ini kan saat inilah yang dijual mahal, sehingga kita membelinya juga mahal," tuturnya.