Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat menjalani mudik menempuh perjalanan jauh menuju kampung halaman untuk berlebaran bersama keluarga di Idul Fitri 1445 Hijriah tahun ini.
MTI mengingatkan, faktor cuaca akan menjadi tantangan tersendiri bagi para pemudik karena cuaca saat ini memang sedang tidak bersahabat.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat Djoko Setijowarno menerangkan, perubahan cuaca sekarang sangat dinamis karena global warming.
"Tanda-tanda alam saat ini sangat sulit untuk dipakai seperti jaman 30 tahun yang lalu. Maka untuk prakiraan cuaca harus menggunakan alat," ujar Djoko, Selasa (19/3/2024).
Untuk ini fungsi BMKG sangat vital, tapi Automatic Weather Station yang di laut jumlahnya sangat minim, sehingga extrapolation yang dilakukan akan sangat sulit, ditambah secara nature-nya cuaca di daerah tropis jauh lebih dinamis dibanding di Eropa.
"Kesulitan yang lain ada di masyarakat kita tidak peduli dengan ramalan cuaca," tambahnya.
Bagi penyelenggara mudik antar pulau, pernyataan Ketua KNKT Soerjanto soal masyarakat Indonesia tidak peduli dengan ramalan cuaca dapat menjadi perhatian serius.
"Terutama pemudik yang menggunakan sepeda motor dan transportasi perairan (laut, danau dan penyeberangan)," ujarnya.
Berdasar hasil Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran Tahun 2024 yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan minat mudik lebaran 2024, masyarakat memilih moda KA antar kota 39,32 juta orang (20.30 persen), bus 37,61 juta orang (19,37 persen), mobil pribadi 35,42 juta orang (18,29 persen) dan sepeda motor 31,12 juta orang (16,07 persen).
Baca juga: Jadwal Ganjil Genap saat Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024
"Berkebalikan dengan tahun-tahun sebelumnya, pilihan kendaraan pribadi menjadi favorit," terang Djoko.
Memilih mobil pribadi dan sepeda motor meningkat, namun peningkatan itu masih lebih tinggi memilih moda KA antar kota dan bus. Untuk pertama kali musim lebaran 2024 beroperasi kereta cepat Whoosh dan diminati 1,42 juta orang (0,73 persen).
"Tantangan bagi pemerintah untuk menyediakan transportasi umum antar kota. Juga transportasi umum di daerah segera dibenahi," tambah Djoko.
Baca juga: Jadwal Contra Flow saat Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024
Kebijakan rekayasa lalu lintas searah (one way) di jalan tol harus dipikir masak-masak, supaya bus yang akan kembali ke Jakarta tidak terhambat dan penumpang tidak menunggu lama di terminal penumpang.
Pemudik di jalan tol diarahkan ke jalan arteri seperti pantura dan kerjasama dengan pemda untuk menyiapkan sejumlah tempat istirahat yang dekat gerbang tol. UMKM di sepanjang jalan arteri berkembang dan akan mendapatkan keuntungan.
Baca juga: Berbahaya, Masyarakat Disarankan Tidak Mudik Pakai Sepeda Motor
Mendasari hasil survey yang sama, selama musim Lebaran Tahun 2024 diperkirakan perputaran uang mencapai hingga Rp 148,8 triliun.
Berdasarkan jumlah yang ikut mudik, rata-rata per orang membawa 3 orang artinya rata-rata 1 keluarga pergi 4 orang.
Rata-rata satu keluarga 4 orang bepergian, berdasarkan perhitungan biaya yang dihabiskan, diketahui rata-rata per orang menghabiskan Rp. 768.386.