Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan memangkas jumlah perusahaan-perusahaan merah dengan target BUMN nantinya hanya akan berjumlah 30 buah.
Erick menyampaikan rencana itu dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR-MPR RI, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Erick mengungkapkan, jumlah BUMN tak selamanya harus banyak. Yang terpenting adalah terdapat perusahaan pelat merah di setiap sektor, dan mampu berkontribusi dengan baik untuk negara.
"Ke depan kita melihat masih optimis kalau bisa kita menjadi 30 badan usaha milik negara saja," kata dia.
"Kita kurangkan lagi supaya kita fokus ke jenis-jenis yang memang kita harus hadir sebagai negara, tidak perlu semuanya," sambungnya.
Sebagai contoh, sebelumnya cukup banyak BUMN yang memiliki unit usaha pada bidang perhotelan.
Namun akhirnya Pemerintah melakukan konsolidasi bisnis perhotelan seluruh BUMN.
Erick mengajukan agenda rapat kerja bersama Komisi VI DPR khusus untuk membahas aksi konsolidasi sejumlah BUMN serta anak usahanya.
"Seperti ini mungkin hal-hal yang bisa kita lakukan, masih ada waktu saya rasa untuk kita lakukan untuk konsolidasi bersama-sama dengan Komisi VI," paparnya.
Jumlah BUMN Karya Akan Dipangkas
Erick Thohir juga telah mengungkapkan rencananya yang akan mengkonsolidasikan 7 perusahaan pelat merah sektor konstruksi, dan hanya akan menjadi 3 perusahaan saja.
Menurutnya, aksi korporasi yang dilakukan Pemerintah ini demi menyehatkan kondisi BUMN-BUMN Karya.
Baca juga: Erick Thohir Bakal Gabungkan 7 BUMN Karya Menjadi 3 Perusahaan, Ini Daftarnya
"Di karya hari ini kita sudah konsolidasi dalam tahap proses menggabungkan 7 karya menjadi 3 perusahaan karya," ungkap Erick Thohir dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Adapun, tujuh BUMN yang dimaksud adalah PT Adhi Karya, PT Nindya Karya, PT Brantas Abipraya, PT Hutama Karya, PT Waskita Karya, PT PP dan PT Wijaya Karya.
Erick mengungkapkan, nantinya Brantas Abipraya akan digabungkan dengan Adhi Karya dan Nindya Karya. Kemudian Hutama Karya dengan Waskita Karya, dan PT PP dengan Wijaya Karya.
Baca juga: Masa Kepemimpinan Berakhir 2024, Erick Thohir Tetap Ajukan PMN Rp44 Triliun Untuk BUMN di 2025
Kementerian BUMN juga telah mengkelompokan atau mengklasifikasi masing-masing sektor kerja 3 BUMN tersebut.
Untuk konsolidasi Hutama Karya dan Waskita Karya nantinya akan berfokus pada proyek-proyek seperti jalan tol dan non-tol, institusional building, dan juga residential commercial building.
Kemudian untuk Wijaya Karya dan PT PP akan lebih menggarap pada proyek pelabuhan hingga bandara.
Dan untuk konsolidasi antara Adhi Karya, Nindya Karya, dan Brantas Abipraya akan fokus kepada air, rel, dan juga tentu beberapa konteks lagi.
"Dan kita juga sudah mulai mengklasifikasi karya-karya ini menjadi pengelompokkan-pengelompokkan supaya mereka bisa fokus pada tugasnya masing-masing," papar Erick.
"Misalnya untuk WIKA dan PP dia tidak masuk ke tollroads, tapi dia fokus ke seaport, airport, tetapi dia juga akan tetap masuk di residential karena masih ada aset-aset yang tertinggal sebelumnya," pungkasnya.