News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Alasan UNVR Pisahkan Bisnis Es Krim, Efisiensi Diharapkan Dorong Profitabilitas Jangka Panjang

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Unilever

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan EP

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Restrukturisasi perusahaan barang konsumen raksasa global, Unilever melalui pemisahan unit bisnis es krim dinilai sebagai manuver bisnis yang terhitung logis dan cermat.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya, Realino Yudianto menilai keputusan strategis Unilever di tingkat global sangat rasional, serta dapat mendorong dampak positif bagi afiliasi-afiliasinya termasuk di Indonesia.

Langkah strategis ini dinilai merupakan angin segar untuk memperkuat fundamental bisnis dan membuka banyak peluang tidak hanya di tingkat global, tapi di Indonesia yang memiliki basis konsumen yang luas.

Baca juga: Penjualan Unilever di Indonesia Terpukul karena Boikot Anti-Israel, Kuartal 4 Turun 2 Digit

"Pemisahan bisnis Es Krim dan peluncuran program produktivitas besar oleh Unilever menunjukkan langkah strategis yang cerdas dalam mengoptimalkan portofolio perusahaan dan meningkatkan efisiensi operasional. Langkah ini dapat memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.”, jelas Reno.

Sebagai informasi, dalam penerapan Rencana Aksi Pertumbuhan (Growth Action Plan/GAP) Unilever sedianya akan mengurangi jumlah tenaga kerja mereka sekitar 7.500 tenaga kerja secara global, atau sekitar 5 persen dari seluruh karyawan di 190 market di dunia.

Baca juga: Terdampak Boikot Anti Israel, Laba Bersih Unilever Indonesia Anjlok 10 Persen

Dewan Unilever Global meyakini bahwa Perusahaan harus semakin fokus pada portofolio utama yang memiliki potensi bisnis menarik dan model operasi yang saling melengkapi.

Pemisahan ini membuat bisnis Unilever kini menjadi empat divisi yakni kecantikan dan kesejahteraan, perawatan pribadi, perawatan rumah, dan nutrisi.

Dengan cara tersebut setidaknya Unilever bisa menghemat sekitar 800 juta Euro atau sekitar Rp 13,6 triliun selama tiga tahun ke depan.

Langkah ini juga dapat menggenjot pertumbuhan penjualan dan peningkatan margin bisnis es krim yang sebelumnya hanya menyumbang sekitar 16 persen dari penjualan global Unilever.

Realino menambahkan, dengan fokus pada merek-merek global atau yang memiliki potensi untuk ditingkatkan, Unilever dapat memperkuat posisinya sebagai pemimpin di industri barang konsumen, memberikan dampak positif terhadap pasar dan investasi ekonomi terutama di Indonesia di jangka panjang.

Baca juga: Unilever Indonesia Angkat Benjie Yap sebagai Presiden Direktur yang Baru

Alasan Pemisahan Bisnis Es Krim

Ian Meakins, Chair dari Unilever, menjelaskan soal pemisahan unit bisnis Es Krim tersebut.

Dijelaskan, pemisahan ini akan membantu manajemen Unilever untuk mempercepat implementasi GAP, yang difokuskan pada melakukan lebih sedikit hal dengan lebih baik dan lebih berdampak khususnya mendorong pertumbuhan pendapatan yang lebih konsisten dan kuat, meningkatkan produktivitas dan kepraktisan, serta meningkatkan budaya kinerja perusahaan.

"Dewan Unilever Global percaya bahwa potensi pertumbuhan masa depan Es Krim akan lebih baik diwujudkan dibawah tata kelola terpisah. Hal ini menimbang Es Krim memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan bisnis operasional Unilever lainnya," kata dia, dikutip Kamis (21/3/2024).

Pemisahan unit bisnis ini diklim akan membawa keunggulan unit bisnis es krim Unilever sebagai pemain utama dan signifikan pada tataran bisnis es krim tingkat global, dimana dengan fokus beroperasi di kategori yang sangat menjanjikan, dan secara kolektif menghasilkan omset sebesar 7,9 miliar Euro pada tahun 2023 bersama dengan merek-merek portofolio es krim Unilever lainnya.

"Dewan bertekad untuk membawa Unilever menjadi bisnis dengan pertumbuhan dan margin lebih tinggi, yang akan memberikan hasil secara konsisten bagi semua pemangku kepentingan. Meningkatkan kinerja dan mempertajam portofolio kami adalah kunci untuk memberikan hasil yang lebih baik. Kami yakin hal ini dapat dicapai oleh Unilever," kata dia.

Faktanya, program produktivitas diperkirakan akan menghasilkan total penghematan biaya sekitar 800 juta euro selama tiga tahun ke depan, melebihi dari sekedar melakukan proses sinergi operasional atas pemisahan unit bisnis Es Krim.

Hein Schumacher, CEO Unilever, mengatakan: "Dalam Growth Action Plan, kami berkomitmen untuk melakukan lebih sedikit hal, namun dengan lebih baik dan lebih berdampak. Perubahan yang kami umumkan hari ini akan membantu mempercepat rencana tersebut, dengan memfokuskan bisnis dan sumber daya kami pada merek-merek global atau yang dapat ditingkatkan di mana kami dapat menerapkan inovasi terkemuka, teknologi, dan kemampuan pemasaran kami di berbagai model operasi yang melengkapi."

Pemisahan Es Krim diharapkan akan dimulai segera, dengan pemisahan penuh diharapkan selesai pada akhir 2025. Informasi lebih lanjut akan disampaikan kemudian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini