Adapun tarif yang ditawarkan untuk wisatawan adalah Rp 400.000 untuk 2 jam perjalanan hingga Rp 1,2 juta untuk seharian penuh berkeliling di sekitar Magelang.
“Termahal 1,2 juta itu ke Nepal van Java atau ke Silancur di Kaliangkrik, jadi seharian full,” terang Aji.
Adaptasi ke pembayaran non tunai
Pascapandemi Covid-19, Komunitas VW Cabrio Borobudur mulai menerapkan pembayaran non tunai dengan QRIS (Quick Response Code Standar Indonesia) dari BRI.
“Sudah setahunan lebih kami pakai QRIS, turis-turis itu kan senengnya bayar yang gitu-gitu (non tunai), jadi ya kami adaptasi saja, penting uangnya masuk ke rekening,” kata pria berusia 62 tahun ini.
Selain itu, pada masa new normal, pembayaran non tunai juga dianjurkan untuk mengurangi kontak langsung.
Ia dan anggota komunitas memakai QRIS BRI dengan alasan ada kantor cabang BRI di sekitar candi.
“Yang deket sini kan BRI, jadi QRIS-nya ya BRI agar dekat kalau mau ambil uang atau ganti barcode yang rusak,” terangnya.
Menurutnya, QRIS sudah banyak jadi pilihan pembayaran baik wisatawan domestik ataupun manca.
“Sekarang zamannya sudah scan-scan, beda pas saya muda dulu kalau piknik bawa bekal dan uang tunai yang banyak,” ungkapnya sambil tertawa.
Satu mobil VW Safari yang berciri khas cat berwarna cerah ini bisa dinaiki lima orang termasuk sopir.
Waktu terbaik untuk berkeliling kawasan Borobudur adalah pagi dan sore hari, bersamaan dengan momen matahari terbit atau tenggelam.
Prana Aji menyatakan dengan adanya wisata alternatif menaiki VW Safari ini bisa mengenalkan UMKM dengan jangkauan yang lebih luas.
“Sebelumnya sudah ada andong, itu juga biasanya mampir-mampir ke UMKM sini, dengan VW jangkauannya bisa lebih luas, jadi kalau mau dekat pakai andong, jauh pakai VW kami,” kata dia.