Belum lama ini, hasil menjadi agen BRILink ia belikan sebuah mobil Gran Max, itupun untuk mendukung operasional toko dengan layanan baru berupa pesan antar.
"Biasanya mobil untuk antar sembako pesanan ke pedagang-pedagang, lalu saya gunakan hasilnya juga untuk investasi tanah, jaraknya 500 meter dari rumah," urai Agus.
Tak hanya itu, rasa terima kasih Agus diwujudkan dalam kegiatan bakti sosial.
Ia menyisihkan sebagian rejekinya selama beberapa bulan untuk pengadaan bangunan toilet umu di sekitar pemakaman desanya.
"Dulu belum ada toiletnya karena kesulitan, dana sedkit-sedikit dikumpulkan menyisihkan sebagian rezeki untuk berbaksos saya sisihkan sekitar Rp 6 juta untuk bangun toilet. Senang bbisa membantu," ungkapnya kemudian tersenyum.
Ke depan, Agus berharap kelangsungan menjadi agen BRILink tetap selalu stabil dengan berbagai inovasi yang diberikan perbankan.
Dirinya tak memungkiri, terjadi kompetisi antar agen BRILink yang semakin banyak jumlahnya.
Bahkan tak jauh dari tempatnya berada, terdapat empat agen BRILink yang sama-sama mengaiz rezeki dari transaksi perbankan dalam jangkauan.
Untuk itu, berbagai strategi ia lakukan. Termasuk menyajikan promo trasaksi kepada pengunjung tokonya.
"Saya sediakan promo 5 kali transaksi gratis 1 kali transaksi. Selain itu pelayanan wajib ramah, misal ada yang repot transfer saya pinjami dulu, tapi saya pilih-pilih yang kenal dan beres saja orangnya," ujarnya.
Agus pun mengapresiasi dukungan BRI yang senantiasa memperhatikan mitranya.
Termasuk dukungan alat penjunjang keseharian agen BRILink, yakni mesin EDC.
"kalau agen lain satu, saya pasti dikasih mesin EDC double, terima kasih pokoknya untuk dukungan BRI, banyak dibantu dalam hal lain juga," bebernya.
Naik Kelas
Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo, dalam keterangannya menjelaskan pentinganya menggaet nasabah dari holding usaha ultra mikro.
"Tujuannya untuk pemberdayaan layanan dengan membuka seluas-luasnya entites dan ekosistem ultra mikro, kemudaan dalam mendapatkan modal usaha dalam bisnis kecil," paparnya.
Tersalurnya pinjaman hingga kepada pelaku usaha ultra mikro juga disebutkan untuk menambah jumlah nasabah dari berbagai kelompok.
Di antaranya Kelompok PNM Mekaar dimulai dari Klaster Usaha, KUBE, pasar tradisional, kelompok tani, kelompok nelayan, ekosistem desa Lainnya.
Sementara dari adanya kerjasama tersebut, Agung menyebutkan beberapa nasabah bisa naik kelas dari unbanked menjadi bankable.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa AgenBRILink terbukti membantu masyarakat dengan kemudahan bertransaksi melalui tanpa harus pergi ke kantor cabang atau ATM. Hal ini menciptakan nilai ekonomi dan nilai sosial secara bersamaan.
"AgenBRILink mengadopsi hybrid banking, yakni proses internal layanan perbankan telah didigitalisasi, sementara proses interaksi dengan nasabahnya masih human touching melalui agen," terangnya.
AgenBRILink menjadi upaya perseroan dalam meningkatkan kapabilitas pemberdayaan.
Hal ini tak terlepas dari salah satu aspirasi besar yang ingin dicapai perseroan pada 2025 yaitu menjadi Champion of Financial Inclusion.
Inklusi keuangan perlu berkualitas karena terkait kemakmuran. Seperti diketahui, Pemerintah mencanangkan target inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024.
Agen laku pandai milik BRI atau AgenBRILink mampu menjawab karakteristik nasabah di tataran ekonomi akar rumput.
Saat ini, masih banyak nasabah yang lebih senang bertransaksi perbankan lewat agen.
Sebagai informasi, hingga Desember 2023, BRI mencatat jumlah AgenBRILink telah mencapai sebanyak lebih dari 740 ribu yang tersebar di 61.067 Desa di seluruh Indonesia. Sementara volume transaksi tercatat sebesar Rp 1.427 triliun.