TRIBUNNEWS.COM - Nasib kurang beruntung menimpa Karno, pedagang ikan hias di Pasar Depok, Solo.
Sering kali dirinya menjumpai uang palsu pecahan Rp 50 ribu terselip di antara uang ratusan ribu rupiah yang ia terima.
Saat itulah tubuhnya terkulai lemas lantaran harus merugi karena ulah orang tak bertanggung jawab.
Dalam ingatan Karno, pengalaman buruknya itu datang di saat transaksi besar terjadi di lapaknya.
"Lupa-lupa ingat, kalau tidak salah lebih dari enam kali saya menemui uang palsu. Itu modusnya pembeli menyelipkan pecahan uang palsu ke lipatan uang asli," jelasnya saat ditemui di lapaknya di Pasar Depok, Manahan, Banjarsari, Solo, Minggu (28/4/2024).
Semenjak saat itu, Karno mengaku was-was.
Tak lupa ia mengingatkan sang istri yang menemaninya berdagang untuk berhati-hati.
Yakni agar selalu mengecek lembar demi lembar uang hasil penjualan ikan hias di lapaknya.
Kendati demikian, Karno dan istrinya masih saja kecolongan.
Modusnya masih sama, hanya saja pembeli itu kabur setelah memberikan uang untuk membeli ikan di toko Karno.
Hingga pada akhirnya perbankan menawarkan transaksi pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) masuk ke Pasar Depok.
Baca juga: Berawal dari Hobi, Suvenir UMKM Lintang Kejora Menyeberang ke Singapura
QRIS diketahui sebagai standar kode QR Nasional untuk memfasilitasi pembayaran kode QR di Indonesia.
"Sudah sekitar tiga tahun ini kalau tidak salah pedagang di Pasar Depok juga pakai QRIS," ucapnya.
Dengan adanya QRIS tersebut, Karno merasa tertolong. Begitu juga dengan pedagang lainnya yang pernah menjadi korban peredaran uang palsu.