TRIBUNNEWS.COM - Tak jauh dari Balai Kota Solo, tepatnya di sebelah barat kantor pusat Pemerintahan Kota (Pemkot) Solo terdapat toko sekaligus rumah produksi suvenir dari kain jumputan.
Dari bagian teras rumah yang dijadikan tempat memamerkan produk itu, terlihat aktivitas tiga ibu-ibu tengah mengemas barang.
Berserakan pula aneka bentuk suvenir, kebanyakan adalah dompet kecil dengan bermaacam motif batik.
Di sini lah galeri Lintang Kejora berada, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berbahan kain jumputan khas Solo.
Bukan kepalang kemajuan usaha Lintang Kejora, berawal dari coba-coba kini telah merajai pasar lokal hingga mancanegara.
Sang pemilik, Rina Sulistyaningsih (49) pun mengaku sempat tak percaya jika menengok kembali kisahnya sebelum jadi pengusaha pada 2015 lalu.
Pasalnya, usaha yang digeluti Rina bermula dari sebuah hobi mengoleksi pernak-pernik berubah menjadi usaha di bidang craft & fashion.
"Kalau bicara awal mula cerita usaha ini agak tidak percaya ya, berkat keuletan dan konsistensi jadi UMKM seperti ini bisa ekspor juga," ungkapnya saat diwawancarai Tribunnews di toko Lintang Kejora, Kampung Baru, Solo, Minggu (28/4/2024).
Produk pertama Lintang Kejora adalah suvenir dompet dari kain perca yang ia dapat dari penjahit.
Waktu berlalu, banyak peminat memesan produk lain, seperti tas hingga dompet.
Rina kemudian menambah variasi produk Lintang Kejora dengan produk sling bag, ransel dan aneka tas lainnya.
Baca juga: Sangkar Burung Eank Solo Terbang ke Eropa, Berkat Melek Digital dan Perbankan
Harganya bervariasi mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 500.000.
Dalam proses produksi, kain jumputan dikombinasikan dengan bahan lainnya seperti kain goni.
Perihal omzet usaha, ibu dua anak ini telah mengantongi Rp 10-12 juta per bulan.
Bertahan Kala Pandemi Covid-19
Pembatasan kegiatan masyarakat saat pandemi Covid-19 justru menjadi titik awal lompatan bisnis Rina.
Alasannya adalah karena UMKM Lintang Kejora mau mengikuti zaman digitalisasi era pandemi.
Alhasil, pemasaran produk yang sebelumnya dilakukan secara offline, mulai masuk ranah online.
"Mau taik mau harus online, pertama Instagram, sekarang juga sudah di e-commerce," ungkapnya.
Diakuinya, saat itu Rina memang gagap teknologi alias gaptek dunia digital untuk produknya.
Rumah BUMN Solo menjadi pintu Rina untuk menjelajah dunia digitalisasi dengan rajin mengikuti sejumlah pelatihan dan pembinaan pelaku UMKM.
Di antara yakni membuat katalog produk, manajemen keuangan hingga pemasaran online.
Beberapa pameran virtual dan kompetisi bisnis yang diselenggarakan berbagai instansi, kementerian, dan lembaga juga tak ketinggalan diikuti Rina.
Prestasi pun ia raih dengan menjuarai kategori media sosial dalam kompetisi BRILianpreneur 2021.
Lintang Kejora juga menyabet penghargaan Juara 1 dalam even Startup4Industry 2021 yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Untuk itu, pandemi menjadi secuil berkah tersendiri baginya untuk menggeluti bisnis usaha kerajinan tangan.
Merambah Luar Negeri
Berbagai produk Lintang Kejora telah merambah ke berbagai pelosok negeri.
Bali dan Kalimantan Selatan menjadi pemesan terbanyak produk kain jumputan khas Lintang Kejora.
Soal ekspor, produk Lintang Kejora sudah sampai ke Singapura.
Awalnya produk yang laris dipesan warga Negeri Singa adalah produk tas dan dompet kain jumput.
Belakangan justru produk home kicthen set seperti capron hingga celemek yang menjadi incaran.
Demikian berkat pemasaran online yang dilakukan Rina untuk menyebarluaskan produk Lintang Kejora.
Ia telah mengelola website, Facebook hingga Instagram untuk mengencangkan pemasaran.
Lagi-lagi, Rina mengaku dorongan Rumah BUMN yang dikelola BRI menjadi pabrik ilmu dirinya untuk maju.
Di tempat tersebut, lanjutnya, Rina mendapat banyak jurus untuk bisa bersaing dengan pasar lokal maupun mancanegara.
Dari tidak tahu apa-apa, Rina jadi mengerti tentang standar produksi, distribusi hingga manajemen bisnis yang baik.
"Untuk itu saya bersyukur bisa menjadi UMKM binaan Rumah BUMN BRI, semua ilmu pengusaha saya dapat dan bisa menjadi sampai sekarang saya berterima kasih," paparnya.
Selain sebagai UMKM binaan BRI, Rina juga menggunakan berbagai produk BRI untuk menunjang usaha Lintang Kejora.
Mulai dari BRImo, Rina adalah pengguna fanatik yang tak ingin berpaling karena kelengkapan fiturnya.
Fitur seperti mutasi, transfer, hingga BRIVA adalah fitur yang sering ia pakai.
Ada juga QRIS yang menjadi andalannya ketika menjadi peserta pameran UMKM di manapun berada.
"Jelas saya pakai BRImo, semua transaksi bisa terselesaikan hanya dengan BRImo, mau apalagi?" katanya.
Puluhan Ribu UMKM Binaan Rumah BUMN
Rumah BUMN adalah kolaborasi BUMN dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM yang diinisiasi Kementerian BUMN sejak 2016.
Dikutip dari laman bumn.go.id, ada 246 Rumah BUMN telah didirikan dan tersebar di seluruh Indonesia yang dikelola oleh 14 BUMN.
Koordinator Rumah BUMN Solo, Wachid Sedyo Prakoso menyebut, pelaku UMKM yang terdaftar di Rumah BUMN Solo jumlahnya mencapai 74.000.
Setiap bulannya, Rumah BUMN Solo mengadakan pelatihan gratis untuk UMKM, terutama terkait digitalisasi.
"Ada pelatihan tentang digital marketing, pembukuan secara digital, seluk beluk market place, hingga pengenalan QRIS," ungkap Wachid saat ditemui di Rumah BUMN Solo, Senin (29/4/2024).
Ia mengatakan hampir semua pelaku UMKM anggota Rumah BUMN Solo mulai go digital.
"Hampir semua melek teknologi, awal-awal itu pemanfaatan Instagram dan Facebook, kini didorong ke market place, ke depannya juga pelatihan go ekspor," ujar Wachid.
Adapun untuk UMKM di Solo, Wachid menyebut ada tiga kategori produk unggulan, yaitu kerajinan atau kraft, fesyen, dan kuliner.
Ketiganya banyak yang mengangkat kelokalan Solo.
Seperti produk kerajinan dari daur ulang hingga kain perca batik yang dijadikan produk seperti tas, hingga dompet.
Untuk kuliner, Wachid mencontohkan ada Sosis Solo, Leker Solo, hingga Pukis Solo yang dikemas secara menarik.
Rumah BUMN Solo, lanjut Wachid, memberikan sejumlah fasilitas yang dapat dinikmati pelaku UMKM.
Pelaku UMKM akan dibantu mulai dari ide, pemasaran, pengemasan, perizinan, hingga pembiayaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Rumah BUMN Solo juga menyediakan display produk UMKM dan melibatkan pelaku UMKM di sejumlah acara," ungkapnya.
"Kurang lebih ada sekitar 50 produk UMKM, terutama fesyen dan kraft yang kami display. Bila ada pengunjung yang ingin membeli akan kami sampaikan ke pelaku," ungkapnya.
Untuk diketahui, Rumah BUMN Solo juga terbuka untuk umum.
Terdapat area yang bisa dinikmati untuk pertemuan, workshop, hingga mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas bisa melakukannya di Rumah BUMN Solo.
Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono, dalam keterangannya menjelaskan, BRImo terus mengalami peningkatan perkembangan dari tahun ke tahun.
"Di lingkup BRI RO Yogyakarta, jumlah user BRImo 2.006.634 user pada Tahun 2023, per Februari 2024 jumlah user BRImo diketahui sejumlah 2.261.326 atau mengalami peningkatan sebesar 12,7 persen," terangnya.
Dirinya menjelaskan, berbagai inisiatif dan penguatan ekosistem terus dilakukan oleh BRImo dengan menggandeng lebih dari tiga ribu opsi pembayaran.
Selain itu transaksi bersama BRImo kini dapat dilakukan melewati batas lintas negara dengan hadirnya fitur untuk transaksi internasional seperti pembukaan rekening menggunakan nomor handphone luar negeri, transfer ke lebih dari 100 negara dan pembayaran QR di Singapura.
"Langkah ini tidak hanya menggambarkan komitmen dalam menyediakan akses mudah terhadap layanan keuangan, tetapi juga menandai komprehensifnya upaya BRI dalam memenuhi kebutuhan nasabah mulai dari online onboarding hingga layanan lintas negara," urainya.
Menurut data, jumlah transaksi BRImo di wilayah BRI RO Yogyakarta pada 2023 mencapai 254.322.090, kemudian Februari 2024 mencapai 94.066.835.
Semetara volume transaksi pada 2023 sebanyak 548.391.374.219.670, berbanding 105.586.858.751.769 pada
Februari 2024.
Ke depan, kata John Sarjono, BRImo bakal terus berinovasi untuk memenuhi beragamnya kebutuhan nasabah.
"Inovasi ke depan untuk keutamaan nasabah, BRImo tersaji dengan fitur favorit pengguna, seperti fitur cek kondisi keuangan dan opsi produk investasi untuk beragam segmen," ungkap dia.
(*)