Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menjalin kerja sama dengan Asosiasi Pasar Rakyat Seluruh Indonesia (Aparsi) untuk mengatasi berbagai tantangan soal pasokan pangan.
Kerja sama ini diteken melalui penandatangan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey menjelaskan, kerja sama ini memungkinkan adanya pertukaran produk, terutama mengenai bahan pokok.
Melihat ke depannya akan ada fenomena alam seperti La Nina, di mana akan terjadi badai hujan yang berpotensi menyebabkan gagal panen, Roy memandang kolaborasi ini perlu terjadi.
"Kita tahu bahwa dari waktu ke waktu, bahan pokok itu tidak menjadi lebih mudah, tidak lagi lebih gampang. Nah, yang namanya rantai pasok itu kita perlu kolaborasi," kata Roy dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/5/2024).
Nantinya, kolaborasi ini memungkinkan adanya pertukaran informasi seperti ketersediaan bahan pokok dari masing-masing pihak.
Ia mengatakan, antara peritel dan pasar rakyat pasti memiliki distributor atau sumber yang berbeda. Nah, ketika salah satu dari mereka ada yang membutuhkan sesuatu, di situ lah letak kolaborasinya bisa berjalan.
"Jadi, apa yang kita miliki, misalnya, ketika beras produktivitasnya tidak bisa mencukupi, maka harus impor, maka kita bisa berikan informasi itu atau kita bisa menyalurkan importir atau distributor yang kita miliki ke pasar rakyat," ujar Roy.
Baca juga: Harga Bahan Pokok Hari Ini: Beras Turun, Daging Ayam Naik ke Rp 37.360 Per Kg
Roy tak ingin toko ritel modern memiliki kesan lebih eksklusif dibanding pasar rakyat. Saat pasar rakyat membutuhkan penyaluran bahan pokok, ritel modern bisa menyalurkannya ke pihak pasar rakyat.
Demikian juga sebaliknya. Contohnya jika pasar rakyat mendapatkan bawang merah dari sentra produksi seperti Brebes, mereka bisa menginformasikannya ke peritel.
Baca juga: Harga Beras SPHP Naik Mulai Awal Mei, Termurah Rp 12.500 Per Kg
"Pertukaran produk ini tidak hanya informasi saja, tapi saling mengisi atas kekosongan, kekurangan, atau kelangkaan bahan pokok dan penting, untuk kita salurkan pada masyarakat. Termasuk juga informasi yang kita miliki dari pemerintah," ujar Roy.