News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IHSG Ambles Sejak Awal Tahun karena Ekspektasi Suku Bunga Tetap Tinggi dan Risiko Inflasi

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung beraktivitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/1/2024). Investor saham saat ini sedang mengalami tekanan cukup berat karena IHSG ambles lebih dari 3 persen sejak awal tahun. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Investor saham saat ini sedang mengalami tekanan cukup berat karena IHSG ambles lebih dari 3 persen sejak awal tahun.

Kondisi demikian bisa membuat nvestor pemula kebingungan, apakah ini saat yang tepat untuk memulai investasi, melakukan cut loss atau menahan porsi cash.

Manuel Adhy Purwanto, Head of Investment Research PT Moduit Digital Indonesia mengatakan, koreksi yang terjadi saat ini lebih disebabkan oleh ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Selain itu, risiko kenaikan inflasi juga masih menghantui pasar akibat ketidakpastian yang ditimbulkan oleh memanasnya konflik antara Iran & Israel.

"Hal ini menyebabkan nilai rupiah melemah terhadap dolar AS dan memicu aksi jual di pasar saham," kata Manuel Adhy Purwanto dalam keterangannya, Kamis (16/5/2024).

Meski demikian, terdapat peluang di saham-saham yang mungkin diuntungkan oleh kondisi ini seperti saham komoditas.

Meskipun demikian, berinvestasi saham tidaklah semudah itu karena memerlukan banyak pertimbangan agar hasilnya optimal.

“Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam berinvestasi saham, seperti analisis makroekonomi, fundamental perusahaan, analisis teknikal, hingga money management untuk menentukan porsi trading guna meminimalkan risiko dan memaksimalkan peluang yang bisa dicapai.

Baca juga: Dibuka Pagi, IHSG Langsung Terbang ke Level 7.243, Ada 259 Saham Menguat

Kompleksitas ini membuat banyak investor yang merugi karena tidak mempunyai kemampuan atau waktu untuk melakukan analisa secara komprehensif,” katanya.

Investor saham sering menghadapi masalah utama berupa keterbatasan waktu untuk menganalisis pasar dan memperoleh informasi terbaru.

Tidak jarang investor mencari solusi dengan memercayakan pengelolaan saham mereka kepada komunitas saham atau influencer saham.

Baca juga: Emiten Perhotelan Bagikan Dividen Rp1,34 Miliar, Tahun Ini Bidik Keuntungan Rp13,87 Miliar

Namun, sering kali hal ini malah menyebabkan kerugian finansial karena terjebak oleh oknum influencer saham yang tidak bertanggung jawab.

Untuk membantu investor menghadapi tantangan tersebut, Moduit sebagai pemilik lisensi Penasihat Investasi dari OJK, menawarkan Moduit Stock Advisory Service sebagai solusi unik yang menggabungkan keahlian seorang pakar investasi dengan dukungan teknologi, untuk memberikan rekomendasi saham yang tepat sasaran bagi investor.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini