TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebagai desa yang terletak di pesisir pantai, masyarakat Desa Pulisan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap ekosistem terumbu karang di sepanjang garis Pantai Pulisan.
Hal ini dikarenakan terumbu karang merupakan komponen penting dalam ekosistem lautan.
Fungsinya sebagai habitat dan tempat berkembangnya biota-biota laut seperti ikan, dan lain sebagainya kerap kali dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan kapur, bahan perhiasan, dan masih banyak lagi.
Potensi manfaat terumbu karang yang sangat besar ini mendorong PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Manado bersama Adhi Karya dan Brantas Abipraya memberikan pelatihan kepada nasabah binaan PNM. Pelatihan bertema.
Baca juga: Dirut PNM Apresiasi Karyawan yang Berprestasi Pencak SIlat
"Konsistensi Pelaku Usaha Dalam Melestarikan Lingkungan" dan Konservasi Terumbu Karang Di Pantai Pulisan jadi program yang diusung sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan.
Pemimpin Cabang PNM Manado Eka Pradana Wijaya menyatakan kehadiran PNM di tengah-tengah masyarakat juga tidak berhenti pada stakeholders saja, tetapi masyarakat dan lingkungan sekitar.
“Selain membangun kesadaran untuk turut serta menjaga kelestarian lingkungan dari ekosistem laut kami juga mendorong kesadaran para pelaku usaha yang hidup di pesisir pantai untuk mampu melihat potensi usaha dari terumbu karang yang dilestarikan,” ucapnya pada Selasa (28/5/2024).
Ia menambahkan bahwa dengan memanfaatkan potensi tersebut, jenis usaha nasabah ultra mikro di Minahasa Utara bisa lebih variatif.
“Status Pantai Pulisan ini sebagai Daerah Pariwisata Super Prioritas. Harapannya lingkungan terjaga, ekonomi masyarakat lokal meningkat melalui aspek pariwisata,” tambahnya.
Terus memberdayakan masyarakat Indonesia, PNM juga memiliki komitmen dalam berjalan di setapak keberlanjutan dengan 3 pilar utama yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan. Terutama untuk giat ini, PNM mengupayakan perwujudan Tujuan Pembangan Berkelanjutan (TPB) Poin 14 Ekosistem Lautan.