TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PLN Indonesia Power (PLN IP) kembali memperluas pemanfaatan biomassa Limbah Racik Uang Kertas (LURK) sebagai bahan bakar pengganti batu bara (cofiring).
Kali ini dilakukan di Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang - PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat setelah sebelumnya diterapkan di PLTU Adipala, Cilacap, Jawa Tengah.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, hal ini merupakan salah satu upaya korporasi dalam mendukung percepatan transisi energi dan mengejar target Net Zero Emission 2060.
"Kami selalu mencari terobosan untuk memanfaatkan biomassa untuk bahan bakar PLTU, seperti memanfaatkan LURK yang sebelumnya hanya dibakar untuk dimusnahkan kini bermanfaat untuk dijadikan pengganti batu bara," kata Edwin ditulis Rabu (19/6/2024).
Biomassa LURK diperoleh dari Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, yang merupakan hasil kerja sama dengan PLN IP UBP Singkawang.
Manager Unit UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo mengatakan, pemanfaatan biomassa dalam proses cofiring PLTU Bengkayang sampai dengan bulan Mei 2024 telah mencapai 4 persen.
Baca juga: Peneliti IPB: Penggunaan Biomassa di PLTU Bantu Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca
"Kebutuhan bahan baku cofiring PLTU Singkawang masih cukup besar. Pemanfaatan LRUK untuk bahan bakar energi alternatif PLTU sangat membutuhkan kerja sama yang baik antara kedua belah pihak," tutur Slamet.