TRIBUNNEWS.COM - Boeing disebut telah memecat seorang karyawan yang mengajukan keluhan bahwa pesawat Boeing 787 Dreamliner dibuat dengan cara yang tidak aman.
Dia menyaksikan lubang yang dibor secara tidak benar di bagian hidung pesawat 787 di sebuah fasilitas produksi Boeing di Kansas pada tahun 2023.
Informasi tersebut didapatkan CNN dari sebuah dokumen hukum.
Beberapa bulan belakangan ini Boeing berada di bawah pengawasan ketat sejak terjadinya insiden pintu pesawat yang merobek pada salah satu jet perusahaan produksi Boeing yang diterbangkan oleh maskapai Alaska Airlines pada bulan Januari 2024 dan meninggalkan lubang menganga di badan pesawat.
CNN menyampaikan temuan tersebut dengan mengutip pengaduan yang diajukan pada hari Rabu oleh pengacara Richard Cuevas, seorang mekanik di Strom, kontraktor untuk mitra manufaktur Boeing, Spirit Aerosystems.
Richard Cuevas mengklaim dia menyaksikan lubang yang dibor secara tidak benar di bagian hidung pesawat 787 di sebuah fasilitas produksi Boeing di Kansas pada tahun 2023.
"Menurut mekanik tersebut, celah yang dia amati dapat “mengganggu tenaga dan tekanan udara di pesawat, sehingga menimbulkan risiko keselamatan yang serius bagi penumpang. di kapal” dan berpotensi menyebabkan “bencana,” tulis CNN.
Richard Cuevas kemudian mengajukan keluhan kepada Boeing dan Spirit Aerosystems pada tahun 2023 tentang “proses manufaktur dan pemeliharaan di bawah standar” yang dia saksikan.
Tapi dia kemudian dipecat beberapa bulan kemudian, menurut dokumen tersebut.
Boeing mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menyelidiki tuduhan Cuevas dan menyimpulkan bahwa lubang tersebut tidak menimbulkan masalah keselamatan.
Banyak pelapor yang menuduh dalam beberapa tahun terakhir bahwa 737 Max, 787 Dreamliner, dan 777 mengalami masalah produksi yang serius.
Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) telah melakukan beberapa penyelidikan terhadap Boeing dan pada tahun 2021 pengiriman Dreamliner baru dihentikan sementara regulator menyelidiki masalah pengendalian kualitas.
Baca juga: Boeing di Ujung Tanduk, Kecelakaan Lion Air Jadi Bukti
Departemen Kehakiman AS dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mengajukan tuntutan pidana terhadap perusahaan tersebut atas kegagalan kualitas dan keamanannya.
Dua kecelakaan yang melibatkan pesawat Boeing 737 Max pada tahun 2018 dan 2019, mengakibatkan hampir 350 kematian. Satu diantaranya terjadi pada maskapai penerbangan asal Indonesia, Lion Air.