Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Capt Sigit Hani Hadiyanto menyatakan, sky taxi atau taksi terbang yang rencananya akan dilakukan uji coba di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada bulan Juli ini dinilai masih perlu kajian.
Sebab menurut Sigit, Indonesia sendiri belum memiliki aturan mengenai operasional taksi terbang sebagai moda transportasi baru.
"Tentunya perlu kajian yang komprehensif mengenai hal tersebut, karena konsep taksi terbang ini juga satu hal yang masih dicermati di seluruh dunia," kata Sigit saat ditemui di acara Indonesia Aero Summit 2024 di Jakarta, Selasa (2/7/2024).
Sigit bilang, ketinggian taksi terbang ini lebih rendah dibandingkan penerbangan komersial lainnya. Sehingga, uji coba taksi udara ini bisa dilakukan selama tidak mengganggu lalu lintas penerbangan di IKN.
"Jadi pihak penyedia atau apapun operatornya kalau dengan konsep yang tentunya masih menggunakan ruang udara yang tidak bersinggungan, dengan ruang udara untuk pesawat udara berawak itu bisa dilakukan," jelas Sigit.
Sebelumnya, kendaraan mobilitas perkotaan sky taxi atau taksi terbang yang direncanakan untuk menjadi showcase di Ibu Kota Nusantara (IKN) siap dujicoba.
Taksi terbang berjenis Optionally Piloted Personal/Passenger Air Vehicle (OPPAV) ini telah tiba di Balikpapan.
"Barangnya sudah sampai di Balikpapan, minggu depan dibuka kemudian dirakit. Setelah dirakit nanti kita akan coba,” kata Kepala Otorita IKN Bambang Susantono dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (30/5/2024).
Kendaraan uji coba yang dikirimkan dalam beberapa pallet tersebut saat ini sudah disimpan di Pelabuhan Semayang Balikpapan.
Baca juga: Taksi Terbang IKN Bakal Uji Coba Juni, Seperti Apa Bentuknya?
Sementara itu, baterai untuk kendaraan sudah berada di Jakarta dan direncanakan tiba di Samarinda pada 6 Juni 2024.
Pembukaan pallet dan inspeksi akan dilakukan oleh Hyundai, Bea Cukai Kalimantan wilayah Timur, serta Otorita IKN di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda pada awal Juni mendatang. Pembukaan tersebut menandakan tahap pengurusan izin impor sementara telah dimulai.