Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia menyampaikan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kian mengancam kalangan pekarja di sektor industri.
Beberapa industri mulai memangkas ongkos produksi karena bahan baku impor kian melambung, dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Presiden ASPEK Indonesia Mirah Sumirat mengatakan, pelemahan rupiah mulai dirasakan pekerja. Beberapa industri seperti elektronik dan otomotif mulai terdampak. Ongkos produksi membengkak, hingga harus mengurangi jumlah pekerja.
"Di industri otomotif sudah mulai terjadi PHK karena bahan baku impor lalu pelemahan rupiah menyebabkan biaya membengkak," ujar Mirah saat dihubungi, Senin (8/7/2024).
Menurut laporan anggotanya, pengeluaran pelaku usaha mulai membengkak dampak pelemahan rupiah. Beban produksi kian melambung, sehingga PHK menjadi pilihan untuk memangkas biaya-biaya perusahaan.
"Biaya produksi naik, hasil produksinya tidak terbeli, perusahaan rugi, jadi PHK muncul," kata Mirah.
Sebelumnya, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah di level Rp16.280 berdasarkan data Bloomberg Spot, Senin (8/7/2024) pukul 09.10 WIB.
Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda melemah tipis. Di mana sebelumnya pada akhir pekan kemarin (5/7/2024), nilai tukar rupiah di level Rp16.277.
Pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini berpotensi mengalami pelemahan dan tembus ke level Rp16.300 per dolar AS.
Baca juga: Serikat Buruh Ingatkan Presiden Jokowi, Jangan Bangga Ekonomi Tumbuh, Tapi PHK Marak
Meskipun diketahui, tren nilai tukar mata uang Garuda pada beberapa hari terakhir mengalami penguatan. Pada Jumat (5/7/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup berada di level Rp16.277 per dolar AS.
Baca juga: Pekerja Kurir dan Logistik Terancam PHK, Buruh: Sumbernya UU Cipta Kerja
Angka tersebut menguat 52 poin jika dibandingkan pada penutupan di hari sebelumnya (4/7/2024) yang senilai Rp16.329 per dolar AS. "Pekan depan rupiah diperkirakan akan berkisar Rp16.100 hingga Rp16.350 per dolar AS," ungkap Lukman kepada Tribunnews, Minggu (7/7/2024).