Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyayangkan peristiwa jatuhnya helikopter Bell-505 dengan nomor registrasi PK-WSP di kawasan Suluban, Badung, Bali, Sabtu (20/7/2024).
Sandiaga berujar, saat ini seluruh pihak harus menghormati tim investigasi, dalam hal ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Kita tunggu hasilnya," ujar Sandiaga di kantor Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2024).
Sandiaga menyampaikan, seluruh hal yang berkaitan dengan sektor pariwisata harus mengedepankan Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan).
Baca juga: Cerita Korban Kecelakaan Helikopter Jatuh di Bali: Bersyukur Masih Hidup
"Tapi pariwisata tidak hanya di Bali, tapi di seluruh wilayah Indonesia harus aman nyaman dan mengikuti kaidah dari CHSE. Memang simpang siur, ada karena layangan dan sebagainya," ucap Sandiaga.
Namun, Sandiaga menegaskan kembali bahwa harus menunggu dan menghormati proses investigasi.
"Jangan kita terburu-buru dan saling menyalahkan tapi kita pastikan bahwa untuk yang wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang berwisata kita utamakan keselamatan dan keamanan," imbuh Sandiaga.
Sebelumnya, Pusat komando operasi Basarnas di Jakarta menerima laporan bahwa satu unit helikopter dengan nomor penerbangan PK-WSP dilaporkan jatuh (crash landing) di kawasan Suluban, Desa Pecatu, Badung, Bali, pada Jumat (19/7) pukul 15.27 Wita.
Helikopter dari operator "Bali Heli Tour" tersebut jatuh di antara tebing batu tinggi hingga bagian ekornya putus dan bagian depan hancur menghantam tebing.
Peristiwa itu terjadi beberapa saat setelah heli lepas landas, pada pukul 14.33 Wita dari landasan heli Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Adapun korban dari helikopter jatuh tersebut berjumlah lima orang terdiri dari empat laki-laki dan perempuan, antara lain Dedi Kurnia yang merupakan pilot Bali Heli Tour dan Oki selaku kru penerbangan.
Tiga korban lainnya adalah penumpang dengan identitas Eloira Decti Paskilah dari Indonesia, serta Russel James Harris dan Chriestope Pierre Marrot Castellat yang merupakan WNA Australia. Seluruh korban bisa dievakuasi dalam kondisi selamat.
Sedangkan, Vice President Goverment Risk and Complaince (VP GRC) PT Whitesky Aviation, I Gede Bambang Narayana mengungkapkan helikopter Tour PK-WSP yang jatuh di Suluban Pecatu, Kuta Selatan, Bali pada Jumat (19/7/2024) sore, layak terbang.
"Kondisi helikopter sebelum terbang laik sekali karena baru dua minggu sebelumnya dilakukan ramp inspection dan dinyatakan laik," ungkap I Gede Bambang Narayana, Sabtu (20/7/2024).
Menurut Narayana, jam terbang helikopter PK-WSP tersebut masih sedikit baru sekitar 300-an jam terbang dari sejak tahun 2018.
Dalam satu bulan PK-WSP tersebut rata-rata hanya terbang 30 hingga 40 jam saja jkarena banyak diminati wisatawan di Bali. Sementara sang pilot juga sudah cukup tinggi jam terbangnya, sudah di atas 1.000 jam.
Tim investigasi dari KNKT mulai menyelidiki jatuhnya helikopter tersebut. Jatuhnya helikopter wisata itu diduga kuat akibat terlilit tali layang-layang.