Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta besar Indonesia diharapkan bisa menjadi pemasar yang handal untuk produk-produk Indonesia di luar negeri di mana dubes tersebut bertugas.
Dengan peran sebagai pemasar maka berbagai produk UMKM yang ada di Indonesia akan lebih banyak dikenal di kancah dunia sehingga ke depannya produk ini bisa diekspor.
Wakil Ketua Hubungan Internasional dan Ekonomi Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas), Hendy Setiono mengatakan, sudah saatnya para duta besar Indonesia di luar negeri paham dan mau belajar tentang perdagangan sehingga mampu membuka pemasaran produk hilirisasi dan UMKM Indonesia.
"Jadi dalam memilih duta besar sebaiknya mempunyai mindset entrepreneur atau wirausaha bahkan berani diberi target ekspor hilirisasi produk-produk yang ada di Indonesia," kata Hendy Setiono di acara sharing discussion dengan tema 'Mengurai Pekerjaan Rumah Pemerintahan Prabowo-Gibran untuk Memberdayakan dan Mengembangkan UMKM' di Jakarta, belum lama ini.
Wakil Ketua Umum Kadin Surabaya menegaskan peran duta besar yang proaktif sangat diperlukan untuk membuka peluang dan jaringan bisnis bagi UMKM di pasar internasional.
"Artinya, peran dubes bukan hanya diplomasi soal politik namun juga ada aspek ekonomi, sehingga UMKM bisa berkembang dan memiliki kesempatan untuk berkembang secara global," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Anggawira mengusulkan Kemenkop UKM berganti nama menjadi suatu instansi yang lebih terarah sehingga mampu mendongkrak para pelaku UMKM.
Ia mencontohkan Kementerian UMKM berubah jadi Kementerian Peningkatan Kelas Menengah mengingat bila masih menggunakan Kementerian UMKM kurang jelas targetnya.
Baca juga: Soal Sertifikasi Halal Produk UMKM, Teten Masduki: Mereka Orang Kecil, Jangan Dipersulit
"Pilar ekonomi Indonesia masih ditopang oleh pelaku kecil dan mikro sementara kalau mau naik ke negara industri harus banyaknya pelaku usaha menengah dan UMKM dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Meskipun memiliki potensi besar, saat ini tantangan UMKM di Indonesia memang tidak kecil seperti akses pembiayaan terbatas karena banyak UMKM kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank.
Baca juga: Perluas Pasar, Produk UMKM dan Ekonomi Kreatif Aceh Tampil di Mal Sarinah
"Di sisi lain kualitas produk yang belum merata yang dibuktikan masih banyak UMKM yang menghasilkan produk dengan kualitas yang kurang baik sehingga pemerintah dan pihak swasta perlu memberikan pelatihan dan insentif bagi UMKM untuk mengadopsi teknologi.
"Pemerintah juga perlu memberikan dukungan dalam hal sertifikasi produk dan pengembangan desain produk," katanya.