Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kebiasaan pengusaha konstruksi yang kerap membanting harga agar bisa memenangkan tender proyek.
Ia mengatakan, sejatinya bersaing atau berkompetisi merupakan hal baik. Namun, jika sampai membanting harga, itu tidak baik karena pasti kualitas konstruksinya nanti yang menjadi korban.
"Supaya menang proyek, HPS (Harga Perkiraan Sendiri)-nya turun di bawah 80 persen. Ada lho. Banyak lho. Kalau sudah begini yang jadi korban adalah kualitas. Larinya pasti ke sana," kata Jokowi di acara "Refleksi dan Catatan 10 Tahun Pemerintahan Jokowi di Bidang Konstruksi, Infrastruktur dan Investasi" di Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Ia mengatakan, karena HPS-nya diturunkan, sejumlah hal jadi terdampak seperti pasirnya yang dilebihkan, semennya dikurangi, dan ukuran besi ikut dikecilkan.
Jokowi pun menyayangkan hal tersebut karena saat ini seharusnya konstruksi di dalam negeri sudah naik level dengan memperhatikan estetika, landscape, serta lingkungan.
"Saya sudah beberapa kali, kalau saya ke lapangan meresmikan atau melihat progres perkembangan sebuah proyek, pasti saya tegur kalau berkaitan dengan landscape, estetika, lingkungan karena ini ke depan menjadi hal yang sangat penting," ujarnya.
Dia mengatakan jika HPS sudah di bawah 80 persen, jangankan soal estetika, landscape, atau lingkungan, pembangunannya menjadi baik saja belum tentu.
Baca juga: Proyek Konstruksi Potensial, Perusahaan Turki hingga Italia Bakal Ikut Pameran Marmer di Jakarta
"Benar enggak? karena anggaranya dipangkas terlalu banyak, makanya yang penting jadi. Itu yang berbahaya karena memang tidak ada anggaran untuk mempercantik bangunan itu," ucap Jokowi.
"Kita harus mulai dengan estetika, keindahan, landscape, lingkungan," pungkasnya.