News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bursa Saham Asia Menguat, Investor Fokus Tunggu Keputusan The Fed AS Jelang Pidato Jackson Hole

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Saham Taiex melesat 76,28 poin atau 0,34 persen ke 22.300,71, Kospi naik 4,31 poin atau 0,16 persen ke 2.705,49.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI – Menjelang sidang Jackson Hole yang akan digelar Bank sentral AS The Fed, pergerakan Bursa Asia mayoritas dilaporkan naik di perdagangan Kamis (22/8/2024).

Mengutip dari APNews, indeks Nikkei 225 mengalami lonjakan 234,26 poin atau 0,60 persen ke kisaran 38.190,85. Diikuti kenaikan bursa saham Hang Seng yang naik 106,62 poin atau 0,61 persen ke 17.497,63.

Sementara saham Taiex melesat 76,28 poin atau 0,34 persen ke 22.300,71, Kospi naik 4,31 poin atau 0,16 persen ke 2.705,49, kemudian ASX 200 bullish 24,50 poin atau 0,31 persen ke 8.035, dan FTSE Malaysia naik 1,32 poin atau 0,07 persen ke 1.636,40.

Lonjakan serupa juga terjadi pada perdagangan bursa saham Kospi Korea Selatan yang menguat 0,35 persen.

Baca juga: The Fed Beri Sinyal Pemangkasan Suku Bunga di September 2024, Saham Wall Street Langsung Melejit

Begitu juga indeks berkapitalisasi kecil Kosdaq melonjak 0,39 persen sedangkan S&P/ASX 200 Australia naik 0,34 persen mencapai level tertinggi dalam tiga bulan dan didorong oleh peningkatan aktivitas jasa, menurut Judo Bank.

Adapun penguatan bursa saham Asia terjadi menjelang pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole yang diharapkan bakal melonggarkan kebijakan dengan mengerek turun suku bunga AS hingga akhir tahun 2024.

Proyeksi itu diungkap langsung oleh dua pejabat Federal Reserve, dalam laporannya para anonim ini mengungkap rencana bos The Fed yang akan menurunkan suku bunga sebesar 0,25 persen atau sekitar 50 bps pada pertemuan Jackson Hole di tanggal 17-18 September.

Hal senada juga dilontarkan gubernur Federal Reserve Bank of St. Louis, Alberto Musalem, yang menyatakan bahwa saat ini sudah waktunya bagi bank sentral AS The Fed untuk menurunkan suku bunga.

Menandai langkah pertama dalam siklus kebijakan The Fed di tahun ini buntut adanya pemulihan pasar tenaga kerja yang tidak lagi menimbulkan risiko bagi inflasi serta inflasi AS yang telah kembali ke jalur menuju target The Fed sebesar 2 persen.

"Pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan mencapai sekitar 1,5 persen hingga 2 persen untuk sisa tahun ini. Saya tidak melihat kita jatuh ke dalam resesi selama beberapa kuartal ke depan," Musalem dalam pidatonya di Louisville, Kentucky, sebagaimana dikutip dari Bloomberg.

“Oleh karena itu, waktunya mungkin semakin dekat ketika penyesuaian terhadap kebijakan yang cukup restriktif mungkin terasa tepat menjelang pertemuan mendatang,” imbuhnya.

Terpisah, pergerakan mata uang dollar dilaporkan turut mengalami lonjakan jelang keputusan The Fed. Dalam perdagangan mata uang, dolar AS naik menjadi 145,36 yen Jepang dari 145,14 yen. Euro berharga 1,1147 dolar AS turun dari 1,1153 dolar AS.

Sementara jelang keputusan The Fed perdagangan energi mengalami kontraksi, dimana minyak mentah acuan AS turun 16 sen menjadi 71,77 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent, standar internasional, turun 8 sen menjadi 75,97 dolar AS per barel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini