News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemindahan Ibu Kota Negara

Pemerintah Kucurkan Dana untuk Jalan dan Jembatan di IKN Rp18,9 Triliun, Jangan Abaikan Kota Lain

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemandangan dari udara menunjukkan Istana Kepresidenan Indonesia di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menggencarkan pembangunan berbagai infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.

Untuk jalan dan jembatan di IKN, pemerintah pun telah menggelontorkan dana sebesar Rp 18,91 triliun sepanjang 2024.

Country Manager Center for Market Education Indonesia (CME-ID), Alfian Banjaransari mengatakan, di tengah gegap gempita pembangunan IKN, hendaknya tidak mengabaikan kebutuhan mendesak kawasan metropolitan lain yang sudah lebih dulu ada, semisal Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Makassar, dan lainnya.

Menurutnya, kawasan-kawasan urban tersebut merupakan pusat perputaran ekonomi nasional, yang keberlanjutannya sangat penting bagi masa depan Indonesia.

Baca juga: Lagi, 7 Investor Bakal Groundbreaking Proyek IKN di September 2024

Sebagai contoh, kata Alfian, Jabodetabek dipenuhi dengan setidaknya 23 juta kendaraan milik pribadi. Tentu hal ini menciptakan tantangan serius berupa kemacetan lalu lintas dan polusi udara.

Penelitian menunjukkan bahwa pengguna mobil di kawasan ini menghabiskan rata-rata 225 jam per tahun di jalan, dengan 117 jam di antaranya terjebak dalam kemacetan.

"Hal ini juga mengakibatkan kerugian ekonomi hingga Rp36 triliun setiap tahun, dana yang seharusnya dapat dialokasikan untuk infrastruktur dan layanan publik yang lebih baik," ucap Alfian dikutip Kamis (22/8/2024).

Ia menyebut, dampak lingkungan dan kesehatan juga sangat memprihatinkan, di mana kualitas udara di kawasan metropolitan di Indonesia secara rutin melebihi batas aman, yang berkontribusi terhadap ribuan kematian dini setiap tahunnya.

"Adapun EV (electronic vehicle) yang meskipun penggunaannya mengurangi emisi CO2, malahan meningkatkan polutan lain seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) dibandingkan mobil bensin," ujarnya.

Lebih lanjut Ia menyampaikan, kondisi ini menunjukkan bahwa transisi ke EV saja tidak cukup untuk mengatasi masalah polusi perkotaan.

Diperlukan pendekatan komprehensif yang mencakup pengembangan transportasi umum yang efisien dan perencanaan kota berkelanjutan.

Tidak seperti IKN yang dibangun dari nol, Alfian menyebut, wilayah-wilayah metropolitan di Indonesia sudah hidup dan bergeliat sejak puluhan tahun silam, dengan berbagai fasilitas penunjang yang sudah ada.

"Karenanya, laporan CME mengangkat gagasan Smart Transit City (STC) dan Entrepreneurial Rail Model (ERM), yang pada intinya mengintegrasikan transportasi umum dengan pengembangan lahan, didorong oleh investasi sektor swasta," tuturnya.

STC adalah konsep kota yang menggunakan teknologi cerdas untuk mengoptimalkan dan menghubungkan berbagai moda transportasi, seperti kereta api dan bus, untuk menciptakan mobilitas yang lebih efisien, mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, dan meningkatkan kualitas hidup warga.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini