Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Indeks saham di bursa Wall Street mayoritas ditutup bervariasi pada akhir sesi perdagangan buntut ketegangan pasar modal akibat saham Nvidia melemah usai proyeksi yang disampaikan perusahaan gagal mengesankan investor.
Mengutip data CNBC International, indeks S&P 500 ditutup hampir tidak berubah di level 5.591,96 sementara indeks Nasdaq Composite melemah 0,23 persen ke 17.516,43 di akhir sesi perdagangan Jumat (30/8/2024).
Sinyal mixed juga terjadi pada tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 yang berakhir di zona hijau, dengan sektor energi dan keuangan memimpin penguatan dengan masing-masing naik 1,26 persen dan 0,85 persen.
Baca juga: Saham AS di Bursa Wall Street Tumbang, Investor Ketar-Ketir Tunggu Laporan Keuangan Nvidia
Sementara itu, sektor teknologi dan barang kebutuhan pokok konsumen memimpin penurunan dengan masing-masing turun 0,74 persen dan 0,47 persen.
Namun di tengah pergerakan saham yang variatif, indeks Dow justru mencatatkan lonjakan nilai hingga melesat ke level tertinggi sepanjang masa.
Tercatat selama 24 jam terakhir indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,59 persen ke 41.335,05.
Adapun sinyal mixed di bursa Wall Street terjadi buntut ketegangan investor buntut bisnis chip AI Nvidia.
Kendati Nvidia membukukan rekor pendapatan tertinggi pada perdagangan di kuartal ke-3 tahun 2024, melonjak hingga 122 persen.
Namun hal tersebut tak mendorong peningkatan pada harga saham Nvidia. Justru dalam 24 jam terakhir saham Nvidia turun 6 persen pada perdagangan di New York.
Anjloknya saham Nvidia kemungkinan besar terjadi akibat terpengaruh kepanikan investor terkait lambatnya laju pertumbuhan Nvidia terutama terkait chip AI generasi terbarunya yang diberi nama kode Blackwell.
Selain lambatnya laju pertumbuhan Nvidia, indek Wall Street mengalami mixed akibat merespon pernyataan Departemen Perdagangan AS yang melaporkan ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan awal karena belanja konsumen yang kuat. Hal ini mendukung ekspektasi bahwa AS kemungkinan akan terhindar dari resesi.
Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan dalam estimasi merilis produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 3,0 persen, melonjak dari ekspektasi sebelumnya yang hanya dipatok sebesar 2,8 persen.
Saham Asia Menguat
Berbanding terbalik dengan pergerakan saham Wall Street, indeks saham Asia pada Jumat sebagian besar menguat berkat optimistisme pasar terhadap prospek perusahaan teknologi dan ekonomi global.
Indeks acuan Nikkei 225 Jepang naik 0,5 persen mencapai 38.566,40 diikuti Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,3 persen menjadi 8.071,90. Sementara indeks Kospi Korea Selatan naik 0,6 persen menjadi 2.677,19.
Indeks Hang Seng Hong Kong melesat 1,8 persen menjadi 18.100,00, sementara Shanghai Composite naik 1/3 persen jadi 2.860,89.