Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) mengungkap maraknya tren masyarakat Indonesia yang gemar berbelanja ke luar negeri. Hal itu menyebabkan sejumlah department store tutup.
"Nah, indikasinya orang Indonesia yang kelas menengah atas itu belanjanya di Malaysia, Singapura, Thailand di mal-mal sana karena sekalian liburan," kata Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah kepada Tribunnews, Selasa (3/9/2024).
"Di mal [di Indonesia] yang agak sepi tuh toko baju, toko sepatu, department store, toko tas karena mereka membelanjakan uangnya di luar negeri," jelas Budihardjo.
"Lihat saja yang pulang ke luar negeri beli sepatu, beli tas, tuh banyak kalau ke Malaysia warga Indonesia semua," katanya lagi.
Soal alasan mengapa masyarakat Indonesia lebih sering belanja ke luar negeri, Budihardjo mengatakan, barang branded yang dijual di Indonesia tidak lengkap.
Selain barang yang tidak lengkap, harga barang branded yang dijual di Indonesia juga lebih mahal dibanding di luar negeri. Menurut dia, hal tersebut dipicu oleh terlalu banyaknya peraturan impor yang dibuat pemerintah.
"Barang kami mahal dan enggak lengkap karena peraturannya segambreng. Jadi mau masukin barang itu telat dan bahkan kami mengajukan permintaan untuk 1.000 buah, disetujuinya 100," ujarnya.
"Jadi barang yang resmi ini stoknya enggak up to date," sambung Budihardjo.
Baca juga: Luxehouze Paparkan Strategi dan Tren Industri Barang Mewah di FinfolkCon 2023
Ia menyebut perusahaan yang mengimpor melalui prosedur resmi, seharusnya jangan dipersulit. Para pengusaha sudah mengimpor barang-barang ini lewat jalur resmi dengan membayar pajak yang diminta, jadi seharusnya tidak dipersulit lagi.
Baca juga: Kementerian Keuangan Gelar Lelang Barang Mewah, Berikut Daftarnya
Budihardjo juga menyoroti banjir barang impor ilegal berharga murah yang sering dijual di pasar-pasar seperti Pasar Tanah Abang. Fenomena seperti itu yang seharusnya diatasi oleh pemerintah.
"Yang harus dipersulit itu yang barang murah yang di pasar-pasar, Pasar Tanah Abang, yang menghancurkan industri dalam negeri. Itu yang harus dipersulit, diberantas," pungkas Budihardjo.