Hal ini disampaikan Sekretaris Perusahaan GoTo, R. A, Koesoemohadiani lewat dokumen keterbukaan informasi yang dikirimkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dilansir Kompas.com, Rabu (4/9/2024).
Dalam dokumen itu, Koesoemohadiani mengatakan keputusan ini merupakan langkah GoTo untuk mempertegas fokus perusahaan dan bisnisnya di masa depan.
Sehingga, strategi ini bisa memperkuat kegiatan operasional dan potensi pertumbuhan GoTo secara keseluruhan dan berkelanjutan di masa depan.
Beroperasi Sejak Juli 2018
Sebagai informasi, Gojek pertama kali melebarkan sayapnya ke Vietnam melalui merek GoViet pada Juli 2018. Kota pertama yang disambangi pertama kali pada waktu itu adalah Ho Chi Minh.
Di Vietnam, GoViet bersaing langsung dengan Grab serta beberapa perusahaan ride-hailing lokal macam Aber, MVL, FastGo, VATO, dan Mai Linh Bike.
Dilansir Kompas.com, bisa jadi, kompetisi ini membuat GoViet mundur dari Vietnam setelah beroperasi hampir enam tahun.
Selain kompetisi, penutupan operasional Gojek di Vietnam, seperti disebutkan di atas, berkaitan dengan kerugian yang dialami induk perusahaan dalam beberapa waktu belakangan.
Seperti diwartakan sebelumnya, GoTo mencatatkan penurunan rugi periode berjalan sebesar 61 persen menjadi Rp 2,8 triliun pada semester I-2024, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 7,2 triliun.
Adapun nilai transaksi bruto alias GTV grup tercatat di angka Rp 256,37 triliun per Juni 2024 atau turun 12 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, Rp 292,56 triliun.
Pendapatan bruto GoTo pada semester I-2024 sebesar Rp 9,71 triliun atau turun 18 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, yakni Rp 11,81 triliun.
Pada semester I-2024, pendapatan bersih GOTO tercatat sebesar Rp 7,73 triliun, atau meningkat 12 persen dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp 6,88 triliun.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gojek Vietnam Berhenti Beroperasi 16 September"