News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perkebunan Indonesia Expo 2024 Pajang Toyota Kijang Innova B50 di ICE BSD

Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Toyota Kijang Innova Reborn B50 yang dipajang di pameran Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2024 di ICE BSD, Tangerang, Banten, 12-14 September, Kamis (12/9/2024). -

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Kementerian Pertanian menggelar pameran Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2024 di ICE BSD, Tangerang, Banten, mulai 12-14 September.

Di pameran ini, bukan hanya hasil dan olahan dari perkebunan saja, tetapi juga inovasi di bidang pangan dan energi, seperti Biodiesel.

Di Hall 5 ICE BSD, Tangerang, Banten, dipajang Toyota Kijang Innova Reborn buatan tahun 2019. Mobil ini telah menjalani Road Test sepanjang 170.000 km.

Baca juga: Potensi Ekspor Produk Perkebunan Indonesia Besar, Kementan Dorong Penciptaan Inovasi Baru

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, mengatakan Indonesia sebagai produsen sawit terbesar harusnya tidak akan khawatir produk tidak akan laku di pasaran.

"Sekarang ini kita punya subtitusi, misal negara tujuan ekspor mempersulit dan lainnya, kita bisa subtitusi jadi energi. Jadi kita tidak lagi ditentukan nasib oleh pembeli. Ini akan terus ditingkatkan di B50," tutur Sudaryono saat mengunjungi booth di Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2024 di ICE BSD, Tangerang, Banten, 12-14 September, Kamis (12/9/2024).

Pemerintah saat ini menjalankan program peralihan bahan bakar ramah lingkungan dari solar ke B35. Dengan peningkatan program membuat hasil dari pengolahan sawit bisa memiliki nilai tambah.

"Secara teknologi kita di B100 sudah berhasil. Artinya 100 persen bahan bakar mobil dari minyak sawit sudah berhasil. Kalau produktivitas kita tinggi harga jatuh di pasar, ya kita convert sebagian untuk bahan bakar B50 untuk biosolar kita," ucap Wamentan.

Indonesia harus mulai mengikuti langkah Brazil yang melakukan substitusi solar ke bioetanol yang berasal dari gula tebu.

"Jadi sama seperti Brazil yang melakukan bandulan antara gula sama bioetanol. Jadi saat harga gula tinggi dia produksi di gula supaya harga gula turun. Tapi kalau harga gula sedang rendah sekali dia tarik sebagian untuk bioetanol supaya harga gula stabil," jelas Sudaryono.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini