Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyambut baik susu ikan sebagai alternatif pengganti susu sapi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran.
Ia mengatakan potensi dari susu ikan ini besar karena produksi perikanan nasional mencapai 24 juta ton per tahun.
Berdasarkan catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi perikanan nasional pada 2023 mencapai 24,74 juta ton.
Baca juga: Ini Jenis-jenis Ikan yang Bisa Diolah Menjadi Susu Ikan
"Potensinya besar. Kita kan ada 24 juta ton (produksi ikan dalam) setahun itu, apalagi sekarang kan banyak yang tidak terserap oleh pasar," kata Teten ketika ditemui di kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).
"Jadi susu yang dibuat dari ekstrak protein ikan, yang disebut hidrolisat ikan karena prosesnya lewat hidrolisis, ini bisa diolah salah satunya menjadi susu," lanjutnya.
Teten pun mengungkapkan sejumlah kelebihan susu ikan dibanding susu sapi.
Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu mengatakan susu ikan lebih mudah dicerna dan cocok bagi anak sekolah yang intoleransi laktosa pada susu sapi atau alergi susu sapi.
"Kelebihannya dia mudah dicerna dan tidak ada alergi laktosa," ujar Teten.
Teten pun menyatakan bahwa Presiden Terpilih RI 2024-2029 Prabowo Subianto telah menyampaikan akan menggunakan susu ikan dalam program MBG.
Sayangnya, ia tidak membeberkan detail lebih lanjut terkait dengan kapan dan di mana Prabowo menyatakan akan menggunakan susu ikan dalam program ini.
"Nah ini potensi yang besar dan kita senang karena Pak Prabowo sendiri sudah menyampaikan akan menggunakan susu ikan ini untuk program MGB," ucap Teten.
Sebelumnya, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad merespons soal adanya alternatif pengganti susu sapi menjadi susu ikan di program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran.
Baca juga: Ini Keunggulan Susu Ikan Dibanding Susu Sapi
Alternatif itu menuai kritik dan pro kontra termasuk dari pada ahli gizi.
Menanggapi hal itu, Dasco menyebut sejatinya munculnya alternatif itu karena adanya aspirasi juga dari masyarakat. Akan tetapi, sejauh ini susu ikan tersebut masih akan disimulasikan dan belum final.
"Jadi begini alternatif-alternatif itu adalah aspirasi juga dari masyarakat ataupun juga kemudian hasil simulasi yang ada dan belum final," kata Dasco saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Atas hal itu, sejatinya di dalam internal Koalisi Indonesia Maju (KIM) termasuk Prabowo-Gibran belum memutuskan soal pembahasan susu alternatif tersebut.
Kata dia, pada saatnya nanti, jika formulasinya sudah tepat, maka akan diumumkan langsung kepada publik.
"Dan sehingga kita akan umumkan ke publik mengenai masalah pengganti susu makan bergizi itu pada saatnya nanti," kata dia.
"Jadi kalau sekarang ya itu kita anggap sebagai aspirasi ataupun kemudian langsung simulasi," tandas Dasco.
Adapun Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Burhanuddin Abdullah, mengakui pihaknya sedang mengkaji opsi susu ikan menjadi menu program makan bergizi gratis. Nantinya, susu ikan akan menjadi pengganti susu sapi.
"Ada penawaran tentang susu ikan itu. Dan saya kira secara gizi, tidak akan jauh berbeda dibandingkan dengan susu sapi," kata Abdullah dalam acara soft launching Muda Menyala di TKN Fanta HQ, Menteng, Jakarta, Rabu (11/9/2024).
Abdullah menjelaskan susu ikan memang memiliki banyak keuntungan sama halnya dengan susu sapi. Sebab, Indonesia memang sudah banyak menghasilkan susu ikan selama ini.
"Susu ikan mempunyai keuntungan, karena kita negara yang menghasilkan ikan yang cukup banyak," jelasnya.
Lebih lanjut, Abdullah mengatakan salah satu yang menjadi alasan susu ikan sedang digodok karena Indonesia masih terus menerus impor susu sapi. Karenanya, hal itu dikhawatirkan akan semakin memberatkan Indonesia.
"Susu sapi kita masih impor hampir 75 persen. Karena itu saya kira untuk sementara bisa dimungkinkan untuk diganti dengan susu ikan atau seperti yang sering dikatakan oleh Pak Prabowo diganti dengan telur," pungkasnya.
Ini Kata Produsen Susu Ikan
CEO PT Berikan Teknologi Yogie Arry mengungkapkan pembuatan susu ikan berasal dari asam amino ikan.
Sebagai informasi, PT Berikan Teknologi merupakan produsen pembuatan susu ikan yang kini sudah beredar di masyarakat.
Dia mengatakan asam amino ikan itu berbentuk bubuk.
"Yang menjadi bahan utama dari minuman protein susu itu adalah asam amino ikan dalam bentuk powder (bubuk)," kata Yogie dikutip dari program Obrolan Newsroom di YouTube Kompas.com seperti dikutip pada Kamis (12/9/2024).
Adapun cara pembuatannya diawali dari ikan utuh yang dimasukkan ke sebuah mesin dengan metode one step process atau langkah tunggal bersamaan.
Dari proses tersebut, Yogi menuturkan ada tiga produk yang dapat dihasilkan yaitu asam amino ikan, minyak ikan, dan sampingan tulang ikan.
Yogie menuturkan asam amino ikan yang dijadikan bahan utama pembuatan susu ikan.
"Jadi bahan utamanya asam amino dalam bentuk powder yang kita kasih rasa-rasa sesuai keinginan market," kata Yogie.
Bahkan, kata Yogie, susu ikan itu diproduksi dengan berbagai varian rasa.
Untuk saat ini, di pasaran, Yogie menuturkan sudah ada tiga varian rasa yang beredar yaitu stroberi, vanila, dan cokelat.
"Terus itu sudah mulai berjalan minuman protein ini sampai sekarang orang mengenalnya susu ikan," imbuh dia.
Sementara, ikan yang dipilih untuk pembuatan susu ikan berasal dari ikan yang ditangkap nelayan tradisional.
Hal ini, sambungnya, membuat harga susu ikan relatif terjangkau.
Dia menjelaskan alasan dipilihnya ikan hasil tangkapan nelayan tradisional lantaran kurang dimanfaatkan dan tidak laku di pasaran.
"Mereka enggak dapat harga bagus, akhirnya mereka balikin lagi (sisa ikan yang tak terjual) ke laut, menjadi polusi di laut," ujar Yogie.
Di sisi lain, Yogie mengungkapkan industri susu ikan telah menghidupkan perputaran ekonomi nelayan tradisional.
"Secara langsung meningkatkan pendapatan mereka," tuturnya.
Susu Ikan Sempat Dikritik Ahli Gizi
Dokter dan ahli gizi masyarakat, Tan Shot Yen, mengkritik wacana susu ikan menjadi pengganti susu sapi untuk kebutuhan program makan bergizi gratis.
Tan menegaskan manusia seharusnya mengonsumsi ikan secara utuh alih-alih hanya dari ekstraknya saja.
"Sependek yang saya tahu, manusia itu perlu makan ikan, bukan ekstrak ikannya. Kalau ngomong ekstrak ikan, tentu akan digunakan kondisi-kondisi tertentu," ujar Tan pada Rabu (11/9/2024).
Sebelum menggunakan susu ikan dalam program nasional, menurut Tan, pembuat kebijakan harus memahami tujuannya lebih dulu.
Apabila penggunaan susu ikan bertujuan meningkatkan gizi masyarakat, kata dia, hal itu harus mempertimbangkan berbagai hal.
Terlebih, kata Tan, masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke memiliki beragam karakteristik panganan lokal.
"Kita kaya dengan pangan lokal, dan semua berhak untuk hidup sehat berdasarkan apa yang paling baik dari alam. Jadi sekali lagi kita makan, bukan minum susu," pungkasnya.