Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisruh di internal Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dipandang dapat merembet ke berbagai hal.
Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyudi Askar mengatakan kisruh ini mengurangi efektivitas advokasi kebijakan yang mendukung bisnis.
Lalu, kisruh internal Kadin juga dinilai dapat memengaruhi daya saing Indonesia di pasar internasional.
“Meskipun konfllik ini mungkin tidak langsung berdampak pada ekonomi dalam jangka pendek, jika berlanjut, dapat menurunkan kepercayaan investor dan memperlambat pemulihan ekonomi,” kata Media kepada wartawan, dikutip Selasa (17/9/2024).
Baca juga: Perlawanan Arsjad Rasjid seusai Didongkel dari Ketum Kadin, Surati Jokowi hingga Siapkan Kantor Baru
Lalu, kata Media, kisruh ini juga bisa membuka ruang bagi pengaruh politik yang lebih besar dalam keputusan pengupahan termasuk regulasi terkait aturan impor dan insentif perpajakan.
Jika ada faksi Kadin yang dianggap lebih dekat dengan pemerintah atau kelompok politik tertentu, hal ini dapat mempengaruhi hasil negosiasi upah yang lebih condong ke satu pihak, khususnya pemerintah.
“Pemerintah, Faksi Jokowi Prabowo, ingin mengontrol Kadin. Sebagian pengusaha KADIN juga bermanuver ingin dapat ceruk lebih banyak dari pemerintah ke depan,” ujar Media.
“Yang pasti, sekarang kekuatan orde baru comeback. Lewat Kadin, memang orang baru, tetapi di belakangnya pemain lama,” pungkasnya.
Direktur Ekonomi Celios Nailul Huda menambahkan, kisruh dualisme kepemimpinan ini sejatinya berkaitan dengan dukungan kepada salah satu pasangan calon (paslon) saat pilpres lalu.
"Kalau kita lihat sebenarnya ini sangat berkaitan dengan soal mendukung salah satu paslon gitu, bahwa kita tahu Arsjad Rasijd sebagai tim kampanye dari salah satu salah satu kubu paslon, kemudian ada juga Anindya yang masuk dalam satu kubu paslon yang pemenangnya," kata Nailul.
Ia mengatakan, jabatan ketua Kadin sangat prestisius. Ada beberapa mantan ketua Kadin yang akhirnya menjadi menteri dan ada juga yang menjadi duta besar.
"Kita tahu ada beberapa mantan ketua Kadin yang menjadi menteri, menjadi dubes juga pernah, dan sebagainya. Jadi memang ini sangat prestisius posisi itu," ujar Nailul.
Kemudian, ia mengatakan bahwa kisruh internal Kadin juga akan berdampak pada investor.