Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong penguatan langkah-langkah mitigasi dalam upaya mengatasi kemacetan di kawasan pariwisata.
Hal ini setelah terjadinya kemacetan yang cukup parah di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, terutama saat momen libur panjang yang menarik minat banyak wisatawan untuk datang ke destinasi tersebut.
Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan, kemacetan yang terjadi saat libur panjang di kawasan Puncak disebabkan karena volume kendaraan yang meningkat, tidak sebanding dengan kapasitas jalan.
"Data dari Polres Bogor menunjukkan volume kendaraan yang masuk jalur puncak pada long weekend total mencapai 150 ribu kendaraan sedangkan kapasitas jalan hanya mampu menampung 70 ribu kendaraan," ujar Nia Niscaya dalam keterangannya, Rabu (18/9/2024).
Baca juga: INFOGRAFIS: Kronologi Wisatawan Meninggal di Puncak Bogor: Diduga Asma, Ambulans Telat Akibat Macet
Ia melanjutkan, sejumlah pihak terkait sudah melakukan langkah antisipasi mulai dari penerapan sistem ganjil-genap di pintu masuk Exit Tol Ciawi, Simpang Gadog, dan Jalan Ciawi.
Selain itu, petugas juga menerapkan sistem one-way atau buka tutup dan mengarahkan kendaraan melalui jalan alternatif.
"Adanya pasar dan jalan tikus, serta kendaraan roda dua yang memaksa melaju hingga arus lalu lintas menjadi terkunci di kedua arah juga menjadi penyebab lain," ujar Nia.
Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis, Fadjar Hutomo mengatakan, pemerintah setempat bersama seluruh pemangku kepentingan terkait sebenarnya telah melakukan langkah antisipasi melalui berbagai skema atau skenario mitigasi yang diperlukan dalam mengatasi kemacetan parah yang terjadi di kawasan Puncak.
"Tapi memang animo masyarakat yang sedemikian tinggi untuk berwisata di kawasan ini tentu satu hal yang perlu dimitigasi. Dan mitigasi yang terbaik adalah berbasis data," kata Fadjar.
Berdasarkan data, volume kendaraan yang melebihi kapasitas jalan menjadi faktor utama.
Hal ini perlu dilakukan langkah mitigasi ke depan dengan memperkuat koordinasi di antara seluruh pihak terkait.
"Kita punya best practice seperti saat musim libur lebaran, itu sudah diprediksi jumlah pergerakannya seperti apa. Jadi mungkin itu yang perlu kita lakukan ke depan sambil tentunya kita lihat berbagai opsi yang mungkin bisa dilakukan," ujarnya.
Berbagai opsi tersebut seperti penyebaran wisatawan ke berbagai destinasi lainnya di Kabupaten Bogor, termasuk upaya penguatan infrastruktur seperti peningkatan kapasitas jalan dan juga rencana usulan jalur Puncak 2.
"Juga penting terkait destination management organization dan pendekatan manajemen krisis," kata Fadjar.