Destry mengatakan KSU Bangkit Mandiri telah menerapkan teknik pengolahan gambir berkualitas tinggi dengan kadar katekin hingga mencapai 90 persen.
"Peningkatkan kualitas ini yang memang terus didorong, sehingga memenuhi standar kebutuhan industri,” ujar Destry.
KSU Bangkit Mandiri memproduksi empat grade gambir mulai dari gambir bootch A (kadar katekin 90 persen) dengan kapasitas produksi sebanyak 2 ton/minggu.
Lalu, gambir bootch B (kadar katekin 70-80 persen) dengan kapasitas produksi sebanyak 2 ton/minggu, gambir bootch C (60-70 persen) 3 ton/minggu, dan gambir bootch D (40-50 persen) 5-10 ton/minggu.
KSU Bangkit Mandiri mengekspor gambir ke India dan Jepang bermitra dengan beberapa perusahaan pengolahan gambir di Sumbar.
Untuk pasar dalam negeri, KSU Bangkit Mandiri menjalin kemitraan dengan Koperasi Produsen Syariah Gambir Anam Koto Mandiri di Kabupaten Lima Puluh Kota untuk memproduksi gambir dalam bentuk bubuk.
KemenKopUKM pun mengikutsertakan KSU Bangkit Mandiri di pameran Trade Expo Indonesia 2024 agar mampu memperluas jangkauan pasar global.
Destry memprediksi kebutuhan gambir akan terus meningkat termasuk di dalam negeri sebagai bahan baku industri makanan, obat-obatan, dan kosmetik.
Konsumen domestik dinilai semakin menyadari manfaat produk alami yang ramah lingkungan, sehingga permintaan gambir sebagai bahan baku produk diprediksi akan terus meningkat.