News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kata Pengamat soal Ekonomi Indonesia di Masa Pemerintahan Jokowi

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik pemurnian (smelter) tembaga dan logam mulia milik PT Amman Mineral di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (23/9/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah pengamat memberi tanggapan terkait capaian ekonomi Indonesia di 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Athor Subroto, menilai resiliensi ekonomi Indonesia di bawah Presiden Jokowi patut diapresiasi. 

Untuk diketahui, resiliensi ekonomi adalah kemampuan sistem ekonomi negara bertahan, pulih, dan beradaptasi dengan baik dalam menghadapi gangguan atau krisis.

Pertumbuhan ekonimi Indonesia, kata Athor, dipandang stabil di angka 5 persen di saat dunia mengalami ketidakpastian ekonomi akibat pandemi dan krisis global.

"Adanya pertumbuhan ekonomi di level 5 itu suatu resiliensi ekonomi yang sangat luar biasa hingga saat ini," ungkapnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (28/9/2024).

Dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia tahun 2023 tumbuh sebesar 5,05 persen.

Sementara capaian tahun 2022 sebesar 5,31 persen.

Menurutnya, keberhasilan ini tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan yang memiliki efek ganda (multiplier effect) yang signifikan.

Termasuk program hilirisasi untuk menjaga agar proses ekonomi terjadi di dalam negeri.

"Sehingga dampaknya lebih luas bagi perekonomian nasional," ungkapnya. 

Sementara itu, pengamat politik ekonomi Faisal Chaniago, menyoroti pentingnya keberlanjutan program hilirisasi pada pemerintahan mendatang. 

Baca juga: Anggota Komisi VII DPR Nilai Program Hilirisasi Perlu Berlanjut di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Hilirisasi akan menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar bagi Indonesia dan harus terus menjadi prioritas. 

"Pemerintah selanjutnya harus menjalankan hilirisasi karena ini akan menjadi income terbesar nanti," ujarnya, Kamis (26/9/2024).

Akademisi Universitas Bung Karno itu juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas politik melalui pendekatan yang harmonis.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini