Sahat mengatakan, setiap pelaku usaha di negara asal wajib mengirimkan dokumen pendukung dimana komoditi telah dipastikan aman dan memenuhi aspek biosecurity protection.
Selain sistem Prior Notice, setiap komoditas yang masuk akan melalui pengecekan ketat untuk memastikan kepatuhan terhadap standar karantina dan keamanan pangan.
“Prosedur ini tidak hanya memastikan keamanan pangan, tetapi juga meminimalisir risiko masuknya OTPK yang bisa berdampak pada kelestarian tanaman lokal dan keseimbangan ekosistem," tambah Sahat.
Sahat melanjutkan bahwa komoditas tumbuhan yang masuk sudah melalui proses Analisis Risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan (AROPT) untuk menentukan manajemen risiko yang tepat dalam mencegah masuknya OPTK yang mungkin terbawa pada komoditas.
Selain itu, penilaian risiko aspek keamanan pangan juga dilakukan dan hasilnya telah diterapkan dalam bentuk pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan, baik melalui mekanisme rekognisi/pengakuan sistem keamanan pangan negara asal maupun registrasi laboratorium penguji keamanan pangan di negara asal.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan, pihaknya tengah mengecek keamanan produk Anggur Muscat yang dinilai mengandung residu kimia.
"Jadi kita ju kira Dirjen hortinya, saya sudah minta, ya kan lagi viral," kata Sudaryono.
Terlebih lagi, Sudaryono mengaku kerap mengonsumsi anggur Muscat tersebut bahkan selalu tersedia di kantornya. "Kita lagi cek. Termasuk aku juga suka makan," ucap Sudaryono.
"Termasuk di ruangan saya, jujur aja aku minum itu, makan itu juga. Nah ini aku cek dulu ya. Yang warna hijau itu kan? Iya, iya," sambungnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut merespons isu anggur Shine Muscat di Thailand dan Malaysia yang diduga terkontminasi residu pestisida.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Aji Muhawarman menuturkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Karantina Indonesia dan Kementerian Pertanian sebagai pengawas komoditi pangan segar dari dalam dan luar negeri.
Lebih lanjut ia menuturkan, bahaya residu pestisida untuk kesehatan manusia bahwa tiap jenis pestisida memiliki risiko kesehatan yang berbeda terhadap manusia.
"Tergantung pada senyawa kimia dalam pestisida tersebut, jumlah asupan (residu yang ada dalam bahan makanan) dan lama paparan," kata dia.
Ia memaparkan, dampak kesehatan akibat paparan pestisida dalam jangka waktu lama dan dosis yang cukup. Pestisida dengan efek sistemik yaitu diserap oleh tanaman dan beredar melalui jaringan tanaman, sehingga residunya dapat bertahan di dalam buah atau bagian tanaman lainnya, bahkan setelah dicuci.