Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Produsen pesawat terbang asal Amerika Serikat (AS), Boeing dikabarkan tengah menggelar pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran, dengan menargetkan lebih dari 2.500 pekerja di cabang Washington, Oregon, South Carolina, dan Missouri.
Isu PHK massal mencuat setelah salah satu karyawan Boeing mengungkap bahwa perusahaan dalam waktu dekat akan menggelar PHK.
Pihak perusahaan sendiri hingga saat ini masih enggan mengkonfirmasi isu PHK namun mengutip dari New York Post langkah ini merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk mengurangi hingga 17.000 tenaga kerja di berbagai wilayah operasionalnya.
Rencana PHK sebenarnya telah direncanakan Boeing sejak awal Oktober lalu, perusahaan berdalih pemecatan perlu dilakukan untuk menstabilkan kondisi keuangan yang terguncang.
Baca juga: Penyelamatan Sritex Dipertanyakan, 2.500 Karyawan Sudah Dirumahkan, Kini Bakal Ada PHK Besar-besaran
Terlebih selama beberapa bulan terakhir saham Boeing mengalami penurunan tajam, lembaga pemeringkat kredit Global, Moody's bahkan terpaksa memangkas peringkat utang jangka panjang Boeing menjadi Baa3, peringkat investasi terendah dalam sejarah perusahaan.
Menurut informasi yang beredar PHK yang dilakukan raksasa kedirgantaraan ini mulai berlaku pekan rabu depan hingga Desember mendatang, bagi karyawan yang menjadi korban pemecatan mereka akan tetap menerima gaji hingga 17 Januari 2025, sesuai dengan persyaratan federal AS.
PHK seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Boeing, sebelumnya perusahaan pesawat terbang itu pada Oktober lalu sempat memecat 17.000 karyawannya atau setara 10 persen dari total tenaga kerjanya di seluruh dunia.
Awal Mula Hancurnya Keuangan Boeing
Krisis keuangan mulai melanda Boeing setelah 33 ribu staf di pabrik Pantai Barat AS melakukan aksi mogok kerja pada pertengahan September kemarin.
Mogok kerja digelar karyawan Boeing selama sepekan, sebagai bentuk protes agar perusahaan meningkatkan tawaran upah para staf dan mengembalikan dana pensiun yang telah dicabut satu dekade lalu.
Namun perselisihan tersebut tak kunjung mendapatkan jalan keluar.
Imbas mogok kerja yang berkepanjangan pengiriman jet 777X-nya di stop selama setahun, tak sampai disitu mogok kerja juga membuat pesawat 737 Max, 767 mandek diproduksi. Alasan ini membuat saham perusahaan anjlok merugi miliar dolar.
Boeing Obral Saham
Selain melakukan PHK, Untuk menekan kerugian Boeing Co. turut mengumumkan rencana penjualan saham senilai 19 miliar dolar AS untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan yang bermasalah buntut lonjakan utang yang menggunung.
Penjualan saham senilai 19 miliar dolar AS itu disebut sebagai salah satu penjualan saham terbesar yang pernah dilakukan perusahaan publik.
Nantinya Boeing akan menawarkan 90 juta lembar saham biasa dan surat berharga wajib senilai 5 miliar dolar AS yang dapat dikonversi.
Namun jika penawaran utama kelebihan permintaan, Boeing akan menerbitkan 13,5 juta saham lebih banyak dan dapat meningkatkan penawaran konversi wajib sebesar 750 juta dolar AS.
Lewat penjualan Boeing diperkirakan bisa meraup tambahan dana sebesar 13,95 miliar dolar AS dari penawaran saham biasa dan tambahan 2,1 miliar dolar AS jika penawaran tersebut kelebihan permintaan. Selain itu, Boeing juga dapat mendapat 5,75 miliar dolar AS dari penawaran wajib konversi.