Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengumpulkan sejumlah menteri dan kepala lembaga dan badan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2024).
Beberapa menteri, terutama terkait perekonomian, terpantau tiba di Istana Kepresidenan pada pukul 16.40 WIB.
Mereka di antaranya Kepala BP Danantara Muliaman Hadad, Wakil Kepala BP Danantara Kaharuddin Djenot, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Saat ditanya soal agenda rapat membahas soal peluncuran Danantara, Muliaman membantah.
"Enggak, koordinasi," kata Muliaman.
Kemudian, Djenod juga tak menjawab secara jelas soal peluncuran Danantara.
"Nanti ya," pungkasnya.
Baca juga: PPN Naik Jadi 12 Persen: Siap-siap Harga BBM, LPG, dan Tarif Listrik Bakal Melonjak
Presiden Prabowo Subianto telah membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Investasi Danantara).
BP Investasi Danantara dikepalai oleh Muliaman Darmansyah, mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Danantara akan mengelola aset 600 miliar dolar AS (kurs Rp15.840) atau setara Rp 9.504 triliun.
Badan ini akan ini akan menangani investasi pemerintah di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Badan yang disebut-sebut akan menjadi superholding BUMN ini akan menjadi seperti Temasek, badan investasi global yang berkantor pusat di Singapura.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Melemah, Bank Indonesia Sebut Masih Tarkendali
BP Investasi Danantara seharusnya diluncurkan pada 7 November 2024. Namun, rencana tersebut tidak jadi terlaksana karena peluncuran akhirnya akan dilakukan setelah Prabowo kembali dari kunjungan luar negeri selama kurang lebih 16 hari.Ada tujuh BUMN yang akan berada di bawah pengelolaan BP Investasi Danantara, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT PLN (Persero).
Lalu, PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan holding BUMN pertambangan MIND ID.
Selain tujuh BUMN tersebut, Indonesia Investment Authority (INA) juga akan dikonsolidasikan ke BP Investasi Danantara.
Tujuan Pembentukan Danantara
Danantara akan menjadi lembaga pengelola investasi Indonesia yang lebih luas dari anggaran pemerintah.
Tujuan pembentukannya untuk mengoptimalkan pengelolaan aset negara dengan skala besar dan koordinasi yang lebih baik.
Berdasarkan dokumen profil BP Investasi Danantara yang dikutip dari Kompas.com, Danantara dibentuk untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkualitas selama 5 tahun ke depan.
Danantara juga diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi, dengan mengkonsolidasikan aset-aset penting dan mengoptimalkan entitas kekayaan negara untuk meningkatkan kesejahteraan nasional dan daya saing global, sekaligus memanfaatkan sumber daya tersebut untuk mendukung target dan program pemerintah.
Baca juga: Puluhan Ribu Pekerja Sritex Bakal di PHK Akibat Stok Bahan Baku Menipis, Ini Sikap Menaker Yassierli
Muliaman Hadad menyebut bahwa BP Investasi Danantara akan bersifat lebih besar dan mencakup cakupan yang lebih luas dibandingkan Indonesia Investment Authority (INA), yang saat ini bertindak sebagai sovereign wealth fund Indonesia.
“Sesuai namanya, badan pengelola investasi ini bertujuan untuk mengelola aset di luar APBN secara bertahap,” ujar Muliaman pada Selasa (23/10/2024).