News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Diberi Warna agar Mudah Dipahami, Ini Bentuk Virus Corona di Mikroskop

Penulis: Daryono
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona atau covid-19

TRIBUNNEWS.COM - Berawal dari Kota Wuhan, China, virus Corona kini telah ditetapkan sebagai pandemi oleh World Health Organisation (WHO).

Hingga hari ini, Minggu (25/3/2020), virus yang diberi nama Covid-19 ini telah menyebar di 155 negara.

Jumlah total pasien terinfeksi sebanyak 159.623 orang dengan 5.960 kematian. 

Kabar baiknya, 75.956 berhasil sembuh.

Di Indonesia, hingga hari telah terdapat 117 kasus positif virus Corona.

Baca: Beri Anggaran Khusus Tangani Covid-19, Jokowi: Corona Perlambat Ekonomi

Sebanyak 21 kasus merupakan kasus tambahan dari Sabtu kemarin hingga hari ini. 

21 kasus tambahan itu berada di Jakarta dan Jawa Tengah.

"Kita mendapatkan 21 kasus baru, di mana 19 di Jakarta dan 2 di Jawa Tengah," kata Juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto di Kantor Kepresidenan, Jakarta Pusat, Minggu (15/3/2020).

Dari 117 kasus itu, terdapat 5 kasus kematian dan 8 pasien sembuh. 

Terkait virus Corona ini, sejumlah pemerintah daerah telah meliburkan sekolah selama dua pekan seperti Pemprov Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bahkan telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). 

Langkah-langkah itu diambil untuk menekan penyebaran virus Corona. 

Bentuk Virus Corona di Mikroskop

Dikenal begitu mudah menular, lantas seperti apa bentuk virus Corona ini? 

Dikutip dari Bloomberg, peneliti AS menerbitkan gambar yang memperlihatkan bentuk dari virus Corona.

Gambar-bambar ini dirilis oleh Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS.

Gambar-gambar itu dicetak dengan melakukan pemindaian dan transmisi mikroskop elektron.

Baca: Cara Mudah Membuat Hand Sanitizer di Rumah untuk Cegah Virus Corona

Hal ini karena virus Corona tak bisa dilihat dengan mikroskop biasa. 

Mikroskop elektron ini menggunakan energi cahaya untuk mengambil gambar detail objek yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mikroskop biasa.

Agar lebih mudah dipahami, gambar-gambar itu telah diberi warna.

Gambar-gambar ini diperoleh setelah para peneliti menumbuhkan sampel virus di labortorium untuk mempelajarinya.

Selain diamati, sampel itu juga digunakan untuk mulai menguji obat-obatan yang sudah ada dan kemudian dilakukan percobaan.

Virus ini masuk dalam kelompok novel Coronavirus karena bentuk sepetri mahkota  di permukaanya.

Sejauh ini, belum ada vaksin atau obat untuk virus Corona.

Berikut bentuk virus Corona: 

Bentuk virus Corona di mikroskop (Sumber: NIAID-RML vis Bloomberg)
Gambar yang diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron pemindaian menunjukkan SARS-CoV-2 (kuning) —juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan COVID-19 — terisolasi dari seorang pasien di AS, muncul dari permukaan sel (biru / merah muda) yang dikultur di lab. (Sumber: NIAID-RML via Bloomberg)
Gambar ini diperoleh 12 Maret 2020, milik National Institutes of Health (NIH) / NIAD-RML menunjukkan gambar mikroskop elektron transmisi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS, karena partikel virus (benda bulat emas) muncul dari permukaan sel yang dikultur di lab, paku di tepi luar partikel virus memberi coronavirus nama mereka, seperti mahkota. (Institut Kesehatan Nasional / AFP)

Kenali Gejala Virus Corona dari Hari ke Hari

Untuk lebih mengetahui seseorang terkena virus Corona, anda perlu memahami gejala yang dialami dari hari ke hari. 

Demam merupakan gejala paling umum yang dirasakan pasien infeksi virus corona atau Covid-19. 

Mengutip Business Insider, Minggu (15/3/2020) gejala pertama virus Corona tidak pasti datang setelah seseorang terinfreksi.

Baca: Beri Anggaran Khusus Tangani Covid-19, Jokowi: Corona Perlambat Ekonomi

Lauren Ancel Meyers seorang ahli epidemiologi di University of Texas di Austin menjelaskan, pasien tipikal mungkin terinfeksi tanpa menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih.

Begitu gejala muncul, mereka bisa mirip dengan pneumonia.

Seputar Virus Corona (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Sementara itu, sebuah studi terhadap hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan mengidentifikasi pola khas gejala yang terkait dengan COVID-19.

Sekitar 99% pasien mengalami suhu tinggi, sementara lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering.

Sekitar sepertiga juga mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.

Berikut gejala umum yang berkembang di antara pasien tipikal dari hari ke hari yang dikutip dari Business Insider:

- Hari 1: Pasien demam.

Mungkin juga mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.

Sebagian kecil mungkin mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.

- Hari 5: Pasien mungkin mengalami kesulitan bernafas.

Terutama jika mereka lebih tua atau memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.

- Hari 7: Ini adalah berapa lama, rata-rata, sebelum pasien dirawat di rumah sakit, menurut penelitian Universitas Wuhan.

- Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15 persen, menurut CDC China) mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut, penyakit yang terjadi ketika cairan memenuhi paru-paru.

ARDS sering kali berakibat fatal.

- Hari 10: Jika pasien memiliki gejala yang memburuk, mereka kemungkinan besar dirawat di ICU.

Pasien-pasien ini mungkin memiliki lebih banyak sakit perut dan kehilangan nafsu makan daripada pasien dengan kasus yang lebih ringan.

Hanya sebagian kecil yang meninggal dunia.

- Hari 17: Rata-rata, orang yang sembuh dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah 2 1/2 minggu.

Selanjutnya, Paras Lakhani seorang ahli radiologi di Thomas Jefferson University menjelaskan, Covid-19 dapat dibedakan dari pneumonia.

Perbedaan menonjol pada kecepatan berkembang.

"Pneumonia biasanya tidak berkembang dengan cepat."

"Biasanya, sebagian besar rumah sakit akan mengobati dengan antibiotik dan pasien akan stabil dan kemudian mulai membaik," kata Lakhani.

(Tribunnews.com/Daryono/Facundo Chryshna)

 
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini