News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Malaysia akan Lockdown, Singapura Tak Akan Kehabisan Makanan, Ini Tanggapan Perdana Menteri

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bandara Jewel Changi - JEWEL CHANGI AIRPORT, Singapura

TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong lagi-lagi menyita perhatian publik.

Masih terkait dengan penanganan terhadap virus corona atau Covid-19, PM Lee kembali membuat pernyataan atas kondisi Singapura.

Terlebih menyusul negara tetangganya, yakni Malaysia yang telah memberlakukan lockdown alias penguncidan dan penutupan wilayah untuk mencegah penyebaran virus corona.

Baca: POPULER: Singapura Masih Dipuji Soal Corona, PM Lee Seperti Bapak

Justru disebutnya, Singapura tidak akan kehabisan persediaan makanan karena penyaluran terus berlanjut dari Malaysia.

Dikutip dari mothership.sg, PM Lee mengaku telah berkomunikasi dengan Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin.

Ia mendikusikan berbagai hal terkait tindakan Malaysia lockdown atas virus corona.

Termasuk kabar bahwa penyaluran barang, kargo, hingga makanan dari Malaysia ke Singapura tak akan berhenti.

Baca: Pasien Virus Corona Bertambah Jadi 172 Kasus, Terbanyak Berasal Dari DKI Jakarta

Demikian diungkapnya melalui unggahan di akun Instagram pribadi PM Lee.

PM Lee menyatakan bahwa ia memahami kebijakan Malaysia dan berharap mereka berhasil mengatasi wabah tersebut.

“Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin dan saya membahas situasi di telepon hari ini."

"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya mengerti alasan mengapa ia mengambil langkah ini, dan berharap Malaysia berhasil mengatasi wabah tersebut."

"Saya senang mendengar kepastiannya bahwa penyaluran barang dan kargo antara Singapura dan Malaysia, termasuk persediaan makanan, akan berlanjut,” tulis PM Lee.

Selain itu, PM Lee menuliskan bahwa ia dan PM Muhyiddin setuju menunjuk masing-masing menteri senior di negaranya dalam koordinasi pemberantasan Covid-19.

Keduanya menunjuk SM Teo Chee Hean dan Dato 'Sri Ismail Sabri  untuk mengoordinasikan tanggapan terhadap wabah Covid-19.

“Kami juga sepakat untuk menunjuk Menteri Senior di kedua negara, SM Teo Chee Hean dan Dato 'Sri Ismail Sabri, untuk mengoordinasikan tanggapan kami terhadap wabah Covid-19, terutama pada langkah-langkah di mana kami dapat bekerja bersama, atau di mana tindakan satu negara akan mempengaruhi yang lain,” tulis dia.

Ini unggahannya:

PM Lee Dipuji

Tindakan Pemerintah Singapura untuk memberantas virus corona atau Covid-19 mendapat respons positif dari warganya.

Tak hanya itu, pidato kedua yang dilakukan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong atau PM Lee kemarin Kamis (12/3/2020) pun menyita perhatian dunia.

Seperti halnya mendapat pujian dari warga asing seperti orang-orang Amerika.

Mereka memuji PM Lee dengan pidatonya yang disebut meyakinkan dan membuat warga tenang.

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong saat menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman para pejabat terkait seusai pertemuan Indonesia-Singapura Leader's Retreat yang digelar pada 11 Oktober 2018 di Hotel The Laguna Resort & Spa Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali (Biro Pers Setpres/Laily Rachev)

Ternyata pujian yang diberikan untuk PM Lee itu pernah dialami juga sebelumnya.

PM Lee pernah dipuji warga asing karena tindakannya dengan bijak mengumumkan dengan cepat penularan virus corona.

Dipuji Karena?

Dikutip dari mothership.sg, pidato kedua PM Lee tentang virus corona ramai dibicarakan di media sosial.

Pada 12 Maret, Perdana Menteri Lee Hsien Loong memberikan pidato kedua kepada warga Singapura tentang merebaknya Covid-19.

Dia menyatakan, situasi di Singapura masih terkendali, tetapi warga Singapura perlu mempersiapkan segala kemungkinan lmelonjaknya kasus Covid-19.

Pidatonya itu diterima dengan baik oleh orang-orang di luar Singapura, yang menyebut pidatonya menenangkan dan meyakinkan.

Pada 13 Maret, anggota grup Facebook Subtits Asian Traits, Benita Lim, membagikan tautan pidato PM Lee dalam bahasa Inggris, Mandarin, dan Melayu ke halaman tersebut.

Dalam keterangannya, dia menyatakan, pidato PM Lee adalah "pesan yang paling jelas, paling baik dan paling sederhana yang dikeluarkan oleh otoritas mana pun sejauh ini".

Dia juga menambahkan, tujuan berbagi pidatonya adalah untuk membantu orang lain mengomunikasikan situasi Covid-19 kepada orang tua.

Baca: Berbagai Cara Singapura Tangani Virus Corona: Tidak Pandang Remeh

Seperti Ayah Berbicara kepada Keluarga

Pidato PM Lee secara umum diterima dengan baik oleh anggota kelompok.

Banyak yang memuji pidato itu meyakinkan meskipun warga yang mengagumi bukan orang Singapura.

Seorang warga bahkan membandingkan gaya pengiriman PM Lee dengan gaya seorang ayah.

Yakni saat seorang ayah berbicara dengan keluarganya.

Yang lain juga memuji penyampaian pidatonya dalam berbagai bahasa.

Bukan Pertama Kali Dipuji

Ini bukan pertama kalinya PM Lee dipuji oleh orang asing atau warga di luar Singapura.

Pengumuman pertamanya terkait serangan virus corona juga dipuji oleh media asing dan pakar kesehatan masyarakat.

Pada saat itu, pidato itu dicatat sebagai contoh komunikasi risiko yang baik.

Terutama bagaimana PM Lee tidak menyembunyikan fakta atau ragu untuk berbicara tentang bagaimana situasinya dapat memburuk.

Hal inilah yang menyebabkan pidatonya memiliki efek menenangkan orang.

PM Lee mendapat pujian dari warga asing di luar Singapura (mothership.sg)

Cara Singapura Tak Pandang Remeh

PM Singapura Lee Hsien Loong memberikan update terkini tentang situasi penyebaran virus corona di Singapura, Kamis (12/3/2020).

Dalam pidatonya, Lee Hsien Loong berbicara tentang tiga aspek utama dalam pandemi virus corona ini, yaitu aspek medis, ekonomi dan psikologi, termasuk bagaimana cara Singapura menangani virus corona.

Di aspek medis, kasus-kasus virus corona baru muncul dari orang yang baru saja datang dari luar negeri atau imported cases.

Singapura telah mengisolasi semua yang berpotensi terinfeksi virus corona.

Mereka melakukan pelacakan kontak dan mengarantina orang-orang terdekat mereka.

Dengan begitu, jumlah pasien virus corona di Singapura tidak meroket.

Namun, Singapura mengakui belum ada satu pun cara yang benar-benar bisa menangkal virus corona, meski langkah terbaik telah dilakukan.

Lee Hsien Loong mengungkap kondisi di China telah mulai stabil.

Namun jumlah kasus masih terus meningkat di belahan dunia lain, seperti Eropa, Amerika, dan Timur Tengah.

WHO pun menyatakan virus corona atau Covid-19 sebagai pandemi.

Hal itu berarti, WHO menilai akan banyak negara yang mengalami wabah besar, dengan penularan berkelanjutan, seperti yang terjadi di Korea Selatan dan Italia.

Tidak seperti Sars, wabah virus corona ini mungkin akan berlanjut untuk sementara waktu, bisa satu tahun, atau lebih lama.

WHO menyebut kunci utama penularan virus corona yang begitu cepat ini.

WHO menilai banyak negara yang tidak menganggap serius virus corona, yang mereka sebut "tingkat kelambanan yang mengkhawatirkan."

Di sisi lain, Singapura tidak menganggap remeh virus corona.

Singapura menangani virus corona dengan serius.

Baca: Kematian 1.000 Lebih, Italia Klaim Lockdown Efektif Tekan Corona

Keseriusan Singapura itulah yang membuat WHO memuji langkah yang dilakukan Singapura dalam menangani wabah corona.

WHO menjadikan Singapura sebagai contoh bagi negara-negara lain.

Singapura sendiri tengah menghadapi situasi serius.

Imported case datang dari banyak negara, bukan hanya satu.

Singapura telah menerapkan perbatasan perjalanan dari dan ke China, Iran, Korea Selatan, dan Italia.

Karena virus corona mungkin akan bertahan lama, Lee Hsien Loong meminta warganya untuk melakukan beberapa hal.

Misalnya, mulai menerapkan kebersihan diri, mengadopsi norma sosial baru dan menekan pertemuan massa, serta menjaga kontak fisik antara satu dengan yang lain.

Kegiatan masyarakat juga sudah dikurangi, terutama untuk manula yang lebih rentan virus corona.

1. Membatasi Pertemuan Massa

Singapura juga mengambil langkah besar soal pertemuan keagamaan.

Di Korea Selatan, kasus virus corona menyebar lewat kelompok keagamaan Shincheonji.

Di Singapura, dua kluster besar berasal dari kelompok gereja.

Kemudian ada beberapa warga Singapura yang baru-baru ini menghadiri Tabligh Akbar di Kuala Lumpur, Malaysia, terinfeksi virus corona.

Virus ini tentu saja bukan semata-mata masalah keagamaan.

Melainkan, virus diduga kuat bisa menyebar dengan cepat di tempat-tempat di mana banyak orang ramai berkumpul, seperti acara keagamaan.

Karena itu, Arab Saudi juga sementara ini menutup umrah untuk sementara.

Para pendeta menyampaikan khotbahnya lewat live streaming demi mencegah kerumunan di Saint Peter's Square.

Lee Hsien Loong meminta warga Singapura memaklumi kondisi saat ini, di mana pertemuan-pertemuan dibatasi.

2. Memprioritaskan Pasien yang Mengalami Gejala Serius

Selain membatasi perkumpulan massa, Singapura juga sudah mengantongi cara menangangi virus corona.

Dengan kemungkinan adanya ledakan jumlah penderita, rumah sakit dipastikan tidak bisa lagi menampung pasien.

Singapura tidak bisa lagi mengisolasi satu per satu suspect seperti saat ini.

Maka, perawatan di rumah sakit hanya dikhususkan untuk pasien yang sakit parah.

Seperti yang diketahui, 80 persen pasien virus corona hanya mengalami gejala atau sakit ringan.

Pasien yang paling berbahaya biasanya pasien lanjut usia, atau pasien yang memiliki penyakit lain sebelumnya, seperti tekanan darah tinggi atau masalah paru-paru.

Jika jumlah penderita makin banyak, pasien yang parah saja yang akan dirawat.

Sementara untuk penderita yang mengalami gejala ringan, disarankan untuk mendapatkan perawatan pribadi di rumah, istirahat, dan mengisolasi diri.

Sumber daya difokuskan pada pasien yang menderita sakit parah.

Dengan begitu, diharapkan jumlah kematian bisa ditekan.

3. Langkah-langkah Jarak Sosial

Selain menyiapkan rencana medis, jika ada ledakan pasien, Singapura juga akan melakukan tindakan pembatasan sosial lain agar tiap warga jaga jarak satu sama lain.

Langkah tersebut meliputi meliburkan sekolah, menekan jam kerja, atau menerapkan kerja dari rumah.

Langkah itu diharapkan bisa menjadi "rem" besar untuk menekan penyebaran.

"Rem" itu akan menahan penyebaran virus dan mencegah sistem kesehatan bekerja terlalu berlebihan.

Setelah situasi membaik, Singapura bisa kembali ke tindakan pencegahan dasar awal.

4. Singapura Tak Akan Mengisolasi Kota

Lee Hsien Loong menekankan dalam pidatonya bahwa situasi di Singapura saat ini terkendali.

Maka, Singapura tidak menyatakan status merah DORSCON.

Level DORSCON

Singapura juga tidak mengunci kota-kota seperti yang dilakukan di China, Korea Selatan, dan Italia.

(Tribunnews.com/Chrysnha, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini