TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat banyak yang mencari tahu bagaimana cara mencegah virus corona atau Covid-19 yang telah mrebak di segala penjuru dunia termasuk di Indonesia.
Virus ini diketahui telah menginfeksi hampir 168.000 jiwa di dunia ditambah 6.000 lebih warga meninggal.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah mengimbau agar masyarakat mulai menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Baca: Gejala Awal Corona, Suhu Lebih dari 38 Derajat Langsung Periksa Medis
Termasuk sering mencuci tangan dengan sabun atau pembersih.
Kementerian Kesehatan, sebagai pemangku kebijakan tentang kesehatan di Indonesia telah mengumumkan sedikitnya sepuluh cara pencegahan terhadap virus corona, antara lain:
1. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat.
2. Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis alkohol.
Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan.
Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
3. Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
4. Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.
5. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
6. Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat umum.
7. Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.
8. Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.
9. Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, terutama jika Anda merasa demam, batuk, dan sulit bernapas.
Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan mereka.
Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda pernah melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau pernah kontak erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama.
Ikuti arahan dari petugas kesehatan setempat.
10. Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan akurat.
Ikuti arahan dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat.
Informasi dari sumber yang tepat dapat membantu Anda melindungi dari Anda dari penularan dan penyebaran penyakit ini.
Sama dengan Flu
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan, mencegah virus corona sama dengan mencegah virus influenza biasa.
"Sebenarnya masyarakat itu kan sudah pintar. Influenza itu kan ada sejak zaman dahulu kala dan semua sudah tahu bagaimana harus bersikap, bagaimana tidak boleh bersikap supaya enggak ketularan," kata Yuri kepada Kompas.com, Rabu (4/3/2020).
"Ini hanya virusnya namanya Covid. Ini kan influenza yang virusnya lain, begitu saja. Sudah pintar kok," ucap dia.
Yuri mengatakan, pencegahan virus corona ini bisa dengan cara menjaga daya tahan tubuh, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Karena itu, ia meminta masyarakat untuk tidak panik agar dapat berpikir jernih untuk mencegah virus corona.
"Pintarnya (mencegah virus corona) menjadi hilang karena dibumbui sama panik, begitu loh," ucap Yuri.
Gejala Awal Corona
Penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia telah menginfeksi 172 orang.
Kemarin Selasa (17/3/2020), juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto mengumumkan, tambahan kasus baru membuat total 172 warga terjangkit corona.
Dari jumlah tersebut, pasien positif corona seluruhnya telah mengalami gejala corona dari waktu ke waktu.
Baca: Malaysia akan Lockdown, Singapura Tak Akan Kehabisan Makanan, Ini Tanggapan Perdana Menteri
Gejala awal corona muncul seperti gejala flu dan demam.
Namun, Kementerian Kesehatan mengungkapkan, terdapat perbedaan dari gejala corona dengan gejala flu biasa.
Gejala awal corona atau gejala umum berupa demam lebih dari 38 derajat.
Lalu timbul batuk kering, dan sesak napas.
Kementerian Kesehatan juga menyarankan agar warga melakukan pemeriksaan medis, jika dalam 14 hari sebelum muncul gejala awal corona pernah melakukan perjalanan ke luar negera terjangkit.
Atau pernah merawat dan atau kontak erat dengan penderita corona.
Dikutip dari Business Insider, sebuah studi terhadap hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan mengidentifikasi pola khas gejala yang terkait dengan Covid-19.
Sekitar 99 persen pasien mengalami suhu tinggi, sementara lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering.
Sekitar sepertiga juga mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.
Penelitian dari Pusat Pengendalian Penyakit China menunjukkan bahwa sekitar 80 persen kasus virus Corona ringan.
Sekitar 15 persen pasien menderita kasus yang parah, dan 5 persen menjadi sakit kritis.
Baca: Jokowi Belum Terpikir Lockdown, Amankah Stok Pangan jika Cara Ini Diterapkan?
Gejala Per Hari Corona
Hari 1: Pasien demam.
Mereka mungkin mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.
Sebagian kecil mungkin mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.
Hari 5: Pasien mungkin mengalami kesulitan bernapas, terutama jika mereka orang tua atau memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.
Hari 7: Ini adalah rata-rata gejala memburuk, sebelum pasien dirawat di rumah sakit, menurut penelitian Universitas Wuhan.
Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15parah, menurut CDC Cina) mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut, penyakit yang terjadi ketika cairan membangun paru-paru. ARDS seringkali berakibat fatal.
Hari 10: Jika pasien memiliki gejala yang memburuk, ini adalah waktu dalam perkembangan penyakit ketika mereka kemungkinan besar dirawat di ICU.
Pasien-pasien ini mungkin terus mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan daripada pasien dengan kasus yang lebih ringan.
Hanya sebagian kecil yang mati: Tingkat kematian saat ini berkisar sekitar 2 persen dalam tahap ini.
Hari 17: Rata-rata, orang yang sembuh dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah 2,5 pekan.
Panduan Siap Siaga Corona dari Kemenkes
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan pedoman bagi petugas kesehatan terutama kesiapsiagaan menghadapi virus corona atau Covid-19.
Pedoman tersebut disusun dan diterbitkan oleh tim Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI.
Adapun panduan tersebut bertajuk “Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus (2019-nCoV)”.
Dapat diunduh atau didownload gratis dalam link berita ini.
Dikutip Tribunnews.com, pedoman berisi 75 halaman terdiri dari lima pembahasan pokok dalam penanganan terhadap virus corona.
Lima pembahasan tersebut yakni Surveilans dan Respon, lalu Manajemen Klinis, ketiga Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
Baca: 2 Orang Indonesia Terjangkit Virus Corona, Cara Cegah Covid-19 dari WHO: Tutup Mulut saat Batuk
Baca: 2 Orang Indonesia di Depok Positif Virus Corona, Berikut Cara-cara Pencegahannya
Kemudian keempat mengenai Pengelolaan Spesimen dan Konfirmasi Laboratorium dan kelima Komunikasi Risiko dan Pemberdayaan Masyarakat.
Dalam kata pengantarnya, tim penyusun pedoman kesiapsiagaan menghadapi corona menyoroti bahwa pada awal tahun 2020, infeksi 2019-nCoV menjadi masalah kesehatan dunia.
Diterangkan bahwa kasus ini di awali dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019 yang menyebutkan adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Mereka menyebut kasus ini terus berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia ini adalah novel coronavirus.
Selanjutnya, kasus ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan terjadi importasi di luar China.
Sebagai bagian dari upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi hal tersebut maka penting bagi Indonesia untuk menyusun pedoman kesiapsiagaan dalam menghadapi 2019-nCoV.
Pedoman ini ditujukan bagi petugas kesehatan sebagai acuan dalam melakukan kesiapsiagaan menghadapi 2019-nCoV.
(Tribunnews.com/Chrysnha)