TRIBUNNEWS.COM - Antisipasi penularan Covid-19, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan untuk melakukan social distancing atau jarak sosial.
Di dalam sosial media, perintah tersebut selaras dengan gaungan para influencer yang mendukung hashtag #dirumahaja.
Perintah untuk menjaga jarak sosial yang berarti menghindari kerumuman dan pertemuan publik, nyatanya memberi manfaat bagi keluarga.
Hal tersebut disebutkan oleh Psikolog Keluarga dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia (YPPI), Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi.
Baca: Kerja di Rumah Berpotensi Picu Stres Bagi 3 Kepribadian Ini, Psikolog Berikan Tips
Adib menuturkan ada tiga hal yang bisa membuat social distancing bermanfaat bagi keluarga.
"Hal positifnya pertama di dalam keluarga, anak-anak bisa jadi lebih dekat dengan orang tuanya."
"Kedua, orang tua juga bisa banyak terlibat dengan kegiatan anak."
"Ketiga anak bisa belajar dari orang tua langsung, dampaknya mau ngga mau orang tua harus bisa jadi guru bagi anak-anaknya," ujar Adib yang biasa berpraktik di daerah Bintaro, Jakarta Selatan tersebut.
Lebih lanjut, Adib sepakat dengan aturan social distancing yang dianjurkan oleh pemerintah.
"Karena kalau tidak ada social distancing juga bisa lebih menderita, orang yang tertular bisa lebih besar," jelasnya.
Baca: Psikolog Jelaskan Cara Bujuk Anak untuk Belajar dan Beraktivitas di Rumah Saja
Adib pun mengaku setuju dengan keputusan pemerintah untuk 'meliburkan' sekolah.
"Kalau sekolah tidak diliburkan maka rentan terjadi penularan dan bisa membuat orang yang meninggal dunia lebih banyak," ungkapnya.
Selain itu, Adib menyayangkan aturan social distancing yang dianjurkan, belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat.
"Di masyarakat pengaruhnya berbeda-beda, kadang ada orang yang tidak membaca berita jadi tidak tahu apa itu social distancing."