TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah disebut tengah menyiapkan peralatan untuk tes secara masal atau rapid test yang bisa diakses masyarakat sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.
Lantas, apa yang dimaksud rapid test virus corona dan apa keunggulannya?
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Reviono, mengungkapkan rapid test bukanlah tes untuk mendeteksi virus secara langsung.
"Rapid test itu bukan memeriksa virus secara langsung, tapi yang diperiksa adalah imunoglobulin atau respons dari manusia," ujar Reviono saat dihubungi Tribunnews, Kamis (19/3/2020) malam.
Baca: BREAKING NEWS: Jubir Penanganan Covid-19 Sebut Orang Positif Corona Tak Berarti Harus Dirawat di RS
Metode pemeriksaan rapid test adalah dengan mengambil sampel darah, berbeda dengan tes sebelumnya yang menggunakan swab tenggorokan.
"Diambil darahnya, berbeda dengan PCR (Polymerase Chain Reaction, red) yang di-swab tenggorok, yang diperiksa DNA-nya," ujar Reviono.
Reviono menyebut, rapid test akan mengukur antibodi tubuh yang diperiksa.
"Misal ada virus corona masuk, tubuh kan mengeluarkan antibodi, nah antibodinya itu yang diukur melalui rapid test," ungkapnya.
Keunggulan Rapid Test
Reviono mengungkapkan, proses rapid test berlangsung lebih cepat dan jauh lebih murah.
"Rapid test proses screening lebih cepat, tidak butuh laboratorium yang canggih, hanya diambil darahnya dan diperiksa," ujar Reviono.
Rapid test disebut sebagai langkah awal sebelum diputuskannya seorang pasien perlu melakukan PCR atau tidak.
"Misal hasilnya positif, lanjut proses PCR," ujar Reviono.
Metode rapid test dari sisi biaya yang dikeluarkan terhitung juga disebut jauh lebih murah.
Baca: Puan Maharani Minta Pemerintah Gerak Cepat Tangani Virus Corona
Sebab, pengecekan PCR tidaklah murah.
"Kalau langsung diperiksa PCR (tanpa rapid test) boros, PCR kan mahal," ungkapnya.
"Kalau orang sakit dikit PCR, pilek dikit PCR, ya mahal," imbuhnya.
Hasil dari rapid test juga disebut Reviono jauh lebih cepat.
"Cepat, hitungan jam," ujarnya.
Sementara itu diketahui proses PCR bisa memakan waktu setidaknya 2x24 jam hingga bisa mengetahui hasilnya.
"Jika hasil rapid test positif, bisa mengarah (Covid-19) baru lanjut PCR," ujar Reviono.
Baca: Cara Tes Corona di Solo Jawa Tengah, Tidak Dipungut Biaya, RSUD Dr Moewardi Siap Melayani
Sementara itu, Reviono menyebut hasil rapid test yang keluar akan menunjukkan hal yang lebih akurat.
"Hasil yang keluar dari rapid test itu kadar antibodinya," ujarnya.
Kadar antibodi yang didapatkan dari tes disebut Revi jauh lebih bisa melihat apakah pasien mengarah ke Covid-19 atau tidak, dibanding hanya pengecekan suhu tubuh.
"Kalau suhu sebetulnya belum valid," ujarnya.
Revi mencontohkan, ada yang memiliki suhu tubuh tidak tinggi saat dicek termometer, namun juga positif corona.
"Tapi kalau dicek dengan rapid test, hasilnya akan tetap tinggi (meski di termometer tidak)," ungkapnya.
Menanggapi pemerintah yang tengah menyiapkan peralatan untuk rapid test, Reviono menyebut hal ini merupakan langkah tepat.
"Ini langkah yang gerak cepat," ungkapnya.
Baca: Cegah Corona, Dewan Masjid Indonesia Anjurkan Salat Jemaah dengan Jarak Minimal 1 Meter
Instruksi Jokowi
Sebelumnya diketahui instruksi untuk melakukan rapid test virus corona diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Segera lakukan rapid test dengan cakupan lebih besar," ujar Presiden Jokowi dalam rapat terbatas melalui telekonferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/3/2020) dilansir Kompas.com.
Rapid test virus corona disebut Jokowi mampu mendeteksi dini dan indikasi awal seseorang yang terpapar Covid-19.
Kementerian Kesehatan pun diminta Jokowi untuk segera memperbanyak alat tes sekaligus tempat tes.
Jokowi juga meminta dilibatkannya sejumlah unsur.
Mulai dari rumah sakit pemerintah, BUMN, TNI-Polri, hingga swasta demi kelancaran rapid test masal itu.
Jokowi juga mengungkapkan lembaga riset dan perguruan tinggi juga bisa terlibat.
"Lembaga riset dan pendidikan tinggi yang mendapatkan rekomendasi dari Kemenkes," kata dia.
Beriringan dengan berjalannya rapid test Covid-19, Jokowi meminta jajarannya menyiapkan protokol kesehatan yang jelas dan mudah dipahami masyarakat.
"Ini penting sekali terkait dengan hasil rapid test ini, apakah dengan karantina mandiri, self isolation, ataupun memerlukan layanan RS," kata Jokowi.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Perintahkan Gelar Rapid Test Covid-19 Massal".
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Ihsanuddin)