TRIBUNNEWS.COM - Virus corona atau Covid-19 berdampak bagi berbagai segi kehidupan.
Selain dampak kesehatan, virus mematikan itu juga membuat serangkaian acara pernikahan sepasang kekasih terancam batal dan merugi.
Diakui seorang calon pengantin pria, mereka kehilangan hampir Rp 350.000.000 untuk pernikahannya.
Keduanya adalah pasangan pengantin asal Malaysia.
Untuk diketahui, Pemerintah Malaysia mulai memberlakukan lockdown atau penguncian wilayah sebagai upaya pencegahan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca: BREAKING NEWS: Tim Gugus Tugas Covid-19 Sebut Lockdown Nasional Dapat Ganggu Aktivitas Ekonomi
Baca: Soal Jokowi Tak Lakukan Lockdown, Alasan Pemerintah hingga Hal Penting Menurut Jusuf Kalla
Dikutip dari Free Malaysia Today, sepasang calon pengantin di Malaysia merencanakan perayaan pernikahan mewah dan megah.
Sang pengantin yang bernama Singh, mengungkap kepada EMT, ia telah mempersipakan serangkaian acara pernikahan mulai dari pre-wedding, resepsi di gurdwara hingga makan malam di akhir pekan.
"Namun tampaknya acara ini perlu ditunda sampai waktu yang tidak bisa ditentukan (karena wabah corona)," ungkapnya.
Selain uang sebesar RM100.000 atau setara Rp 350 juta yang ia dan tunangannya habiskan, para kerabatnya juga kehilangan ribuan dolar.
Hal itu dikarenakan para tamu undangan harus membatalkan penerbangan dan akomodasi hotel yang telah dipesan di Malaysia.
Sedang Melobi
Singh dituliskan sedang dalam pembicaraan dengan toko bunga, musisi, penyedia makanan, dan vendor lain untuk meminta pengembalian uang atau menjadwal ulang layanan mereka.
"Hotel tempat makan malam diadakan adalah ide yang bagus untuk menawarkan kencan lain, tetapi untuk vendor lain, uang itu dibayarkan dan saya tidak yakin apakah saya bisa mendapatkannya kembali," katanya.
Sebelum pemerintah mengumumkan lockdown 2 pekan, hotel yang dimaksud Singh juga menawarkan pemindai suhu tubuh di pintu masuk.
“Hotel ini juga menawarkan masker untuk para tamu dan pemanas gratis. Kami senang dengan aturannya," katanya.
Baca: Pengamat Politik Kritik Jokowi yang Tak Lockdown meski Ada Virus Corona: Jangan Mikir Politisasi
Baca: Hari Ini Malaysia Resmi Berlakukan Lockdown, Sempat Terjadi Kepanikan di Perbatasan Singapura
“Sekarang mencoba untuk tenang, kami mencoba untuk menjadi positif dan tidak terlalu memikirkannya."
"Demi keselamatan keluarga dan tamu, mungkin lebih baik menunda itu," tandasnya.
Dia mengatakan telah berencana melakukan bulan madu ke Australia yang mungkin juga tertunda.
Namun demikian, Malaysia Airlines menawarkan penjadwalan gratis.
Malaysia Lockdown Hari Ini
Hari ini Rabu (18/3/2020), Malaysia resmi melakukan lockdown selama dua pekan ke depan karena peningkatan kasus Covid-19 di sana.
Informasi terakhir, penghujung Maret ini yakni 31 Maret, lockdown akan selesai.
Namun informasi penguncian negara yang cukup mendadak ini, sempat membuat warga Malaysia dan Singapura dilanda kepanikan.
Menurut Straits Times, pada Selasa (17/3/2020), jalur perbatasan Malaysia dan Singapura atau Causeway terlihat padat.
Sejumlah pengemudi kendaraan bermotor dan pejalan kaki berusaha merangsek keluar dan masuk Malaysia.
Mengingat saat itu adalah detik-detik adanya lockdown, yang telah diumumkan pemerintah Malaysia.
Kabar terkait kontrol perbatasan ini memicu kepanikan dari orang Malaysia yang bekerja di Singapura.
Mereka berbondong-bondong menuju Johor Baru untuk mengambil berbagai kebutuhan, lalu kembali lagi ke Singapura.
Para pekerja asal Negeri Jiran ini memilih untuk tetap tinggal di Singapura dan melanjutkan pekerjaannya.
Ini mengakibatkan jalan ke Woodlands Checkpoint mengalami kemacetan parah.
Bahkan deretan kendaraan tersebut memanjang hingga beberapa ratus meter.
Lalu lintas baru sedikit berkurang kepadatannya pada pukul 17.30 waktu Malaysia.
Cerita Beberapa Pekerja Asal Malaysia di Singapura
Pekerja Singapura asal Malaysia, Didi Iskandar, mengaku lega dia bisa menghindari kepadatan lalu lintas tersebut.
Petugas kebersihan ini diberitahu atasannya pada Senin (16/3/2020) pukul 08.00 pagi waktu Singapura terkait lockdown.
Beruntungnya dia sempat kembali ke rumahnya di Malaysia untuk mengambil sejumlah keperluan dan kembali lagi ke Singapura.
Selama dua minggu ke depan ini, Didi akan menginap di hotel Singapura untuk melanjutkan pekerjaannya di Changi North.
Informasi lebih awal membuat Didi bisa kembali masuk ke Singapura pada pukul 13.30 waktu setempat.
"Saya beruntung tidak terjebak pada kemacetan panjang," kata Didi.
Dia mengatakan perusahaannya akan memberikan jaminan dan akomodasi senilai USD 200 sekitar Rp 3 Juta selama tinggal di Singapura.
"Sekarang mereka yang mengemudi menuju Johor akan mengalami kemacetan dengan pekerja Malaysia yang sudah menyelesaikan shift pagi," tambahnya.
Sementara itu, arus padat juga terjadi kepada pengendara motor.
Mereka diketahui bisa keluar dari Woodlands Checkpoint antara pukul 1 sampai 4 sore waktu setempat.
Sebagian membawa bagasi sendiri atau membawa tas besar dan koper mini.
Pekerja asal Malaysia lainnya, Eileen Teo, mengaku petugas imigrasi Johor Baru baru saja memposting pemberitahuan lockdown tersebut.
Alhasil busnya terjebak di kemacetan saat menuju ke Woodlands.
"Saya menyiapkan barang-barang untuk suami saya, yang bekerja di Singapura juga," kata Teo.
"Saya beruntung memiliki kerabat yang bisa saya tinggali di Singapura," tambahnya.
(Tribunnews/Chrysnha/Ika Nur Cahyani)