TRIBUNNEWS.COM – Sebuah studi mengungkap adanya gejala kehilangan indra perasa dan penciuman bisa menjadi tanda pembawa virus corona dalam tubuh.
Orang tersebut, biasanya tidak memiliki gejala umum Covid-19, seperti demam dan batuk.
Sekira sepertiga pasien di Korea Selatan, China, dan Italia, yang dites positif Covid-19 mengaku penciumannya terganggu atau hilang.
Studi tersebut diungkap oleh ahli rinologi terkemuka di Inggris, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Menurut ahli THT di Inggris, kondisi dengan gejala itu dikenal sebagai anosmia atau hyposmia.
"Di Korea Selatan, di mana pengujian dilakukan sangat luas, 30 persen pasien yang dites positif Covid-19 memiliki anosmia (hilangnya penciuman)," kata President of the British Rhinological Society Professor, Clare Hopkins, dan President of the British Association of Otorhinolaryngology, Professor Nirmal Kumar.
Sementara itu, para profesor mengungkapkan banyak pasien di seluruh dunia yang positif Covid-19 terinfeksi tanpa gejala demam tinggi atau batuk.
Mereka sulit mencium bau dan mengecap rasa.
Profesor Kumar mengatakan pasien yang lebih muda dapat menunjukkan hilangnya bau atau rasa.
Tanpa menunjukkan gejala covid-19 seperti pada umumnya, yaitu demam tinggi dan batuk terus-menerus, sebagaimana dilansir Tribunnews dari Business Insider, Selasa (24/3/2020).
Gejala yang sulit diketahui membuat pasien kemungkinan positif tidak memeriksakan diri dan tidak mengarantina diri.
Sehingga, pasien Covid-19 tanpa gejala bisa berkontribusi besar dalam penyebaran penyakit.
Baca: WHO Peringatkan Virus Corona Kini Meningkat Pesat, Minta Semua Negara Lakukan Tes Massal
Berikut gejala-gejala klinis virus corona:
Virus corona atau covid-19 merupakan jenis virus baru yang menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan.
- Demam
- Batul-batuk
- Pernapasan cepat tak normal
- Dahak kental (kuning-kehijauan)
- Anggota tubuh lemas
- Sinar-X pada paru-paru, dilansir akun media sosial Instagram Bappeda Jabar @bappedajabar.
Apabila seseorang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit perlu dilakukan pemeriksaan.
Begitu pun, ketika pernah merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19 diperlukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.
Pemeriksaan medis yang akurat disertai rujukan pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mengonfirmasi apakah seseorang terinfeksi COVID-19.
Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
Pada manusia, biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti MERS dan SARS, sebagaimana dilansir Kemkes.go.id.
Berikut cara mencegah melindungi diri dari covid-19, dilansir covid19.bnpb.go.id:
1. Rutin mencuci tangan
Anda perlu mencuci tangan secara rutin menggunakan sabun dan air selama 20 detik.
Terutama setelah berada di tempat umum, atau setelah meniup hidung, batuk, atau bersin.
Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60% alkohol.
Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci.
2. Hindari kontak dekat
Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit
Beri jarak antara diri Anda dan orang lain jika COVID-19 menyebar di komunitas Anda.
3. Tetap di rumah jika Anda sakit
Tetap di rumah jika Anda sakit, kecuali untuk mendapatkan perawatan medis.
4. Tutupi batuk dan bersin
Tutup mulut dan hidung Anda dengan tisu saat Anda batuk atau bersin atau
menggunakan bagian dalam siku Anda.
Lempar tisu bekas di tempat sampah.
Segera cuci tanganmu dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik.
5. Kenakan masker wajah
Kenakan masker wajah jika Anda sakit agar tidak menular.
6. Bersihkan dan disinfeksi
Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh setiap hari.
Misalnya, meja, gagang pintu, sakelar lampu, countertops, gagang, meja,
telepon, keyboard, toilet, keran, dan bak cuci.
Baca: Kenali Gejala Baru Virus Corona, Sulit Mencium Bau dan Mengecap Rasa
7. Lakukan social distancing
Tindakan menjaga jarak dengan orang sekitar, dimaksudkan untuk mengurangi
penyebaran virus corona.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Kompas.com/Gloria Setyvani Putri)