TRIBUNNEWS.COM - Korban virus corona di Indonesia maupun berbagai belahan dunia dilaporkan terus bertambah setiap harinya.
Lalu kapan pandemi virus corona akan berakhir?
Sejumlah pakar luar negeri dan peneliti ITB memberikan prediksinya.
Sejak muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, kini wabah virus corona dinyatakan sebagai pandemi global.
Status tersebut dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) beberapa waktu lalu menyusul bertambahnya jumlah korban positif corona.
Virus corona juga mewabah di berbagai belahan dunia.
Baca: Menkop dan UKM Siapkan Stimulus UMKM di tengah Pandemi COVID-19
Baca: Belajar dari Amru bin Ash Menghadapi Wabah Seperti Covid 19
Baca: Seorang Perawat Tertekan Hingga Bunuh Diri Setelah Rawat Pasien Covid-19 dan Tertular Virus Corona
Mengutip dari situs thewuhanvirus.com, hingga Kamis (26/3/2020) pukul 13.24 WIB, terdapat 469.034 orang terinfeksi di 201 negara.
Sebanyak 114.218 orang dinyatakan sembuh dan 21.200 orang meninggal dunia.
Sementara di Indonesia, per Kamis (26/3/2020) pukul 13.24 WIB terdapat 790 orang positif corona.
Sebanyak 31 orang dinyatakan sembuh dan 58 orang meninggal dunia.
Sejumlah negara telah melakukan lockdown untuk mengurangi penyebaran virus corona.
Sementara pemerintah Indonsia memutuskan untuk memberlakukan physical distancing yang sebelumnya disebut social distancing.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan status masa tanggap keadaan darurat akibat virus corona atau Covid-19 mulai 29 Februari hingga 29 Mei 2020.
Lalu kapan pandemi virus corona akan berakhir?
Prediksi penyebaran virus corona di Indonesia telah diteliti oleh peneliti Institus Teknologi Bandung (ITB).
Sebelumnya, ITB memprediksi puncak penyebaran Covid-19 di Indonesia terjadi pada akhir Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020 dengan kasus harian terbesar di angka sekitar 600.
Namun, prediksi tersebut mengalami pergeseran.
Mengutip dari Kompas.com, Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB menggunakan model Richard's Curve Korea Selatan.
Model tersebut dinilai paling cocok untuk disandingkan dengan data kasus virus corona di Indonesia setelah diuji pada data berbagai kasus Covid-19 di beberapa negara.
Menurut salah satu tim peneliti, Dr. Nuning Nuraini, S.Si, M.Si, kesesuaian tersebut terjadi saat ada 96 kasus di Indonesia.
Kasus virus corona yang dilaporkan terus bertambah mempengaruhi perhitungan tersebut.
Puncak kasus pun diprediksi akan bergeser.
Nuning menyebut, penyebaran virus corona akna mencapai puncaknya pada minggu kedua atau ketiga April.
Pandemi virus corona akan berakhir di Indonesia pada akhir Mei atau awal Juni.
"Puncak akan bergeser di sekitar minggu kedua atau ketiga April dan berakhir di akhir Mei atau awal Juni," katanya, Senin (23/3/2020).
Lebih lanjut, dijelaskan Nuning, hal tersebut dapat terwujud apa bila pencegahan dilakukan dengan baik dari seluruh lapisan masyarakat hingga pemerintah.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Boris Johson yakin negaranya dapat pulih kembali dalam waktu 12 minggu atau sekitar 3 bulan.
Beda lagi dengan Presiden Amerka Serikat Donal Trump.
Trump menyarankan agar membuka kembali negaranya sesegera mungkin.
Mengutip dari Kompas.com, ekonom kesehatan global di Harvard Chan School of Publich Health menyebut bahwa lockdown diperlukan setidaknya satu atau dua bulan.
"Kita berada di masa lockdown untuk jangka panjang, setidaknya satu atau dua bulan lagi," kata Eric Feigl-Ding, Senin (23/3/2020).
Hingga saat ini, para peneliti masih berusaha mencari vaksin untuk virus corona.
Diberitakan sebelumnya, WHO bekerja sama dengan ilmuwan tengah mengembangkan setidaknya 20 vaksin.
Sementara terkait lockdown yang dilakukan sejumlah negara, WHO menyebut pilihan tersebut tak bisa digunakan untuk memerangi corona.
(Tribunnews.com/Miftah, Kompas.com/Gloria Setyvani Putri, Gading Perkasa)