Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Maruf Amin berharap pemerintah daerah ikut proaktif atau menjemput bola dalam pendistribusikan alat rapid test corona.
"Sebab kadang-kadang ada daerah yang agak jauh dari provinsi, karena itu supaya distribusinya enggak terlambat," kata Maruf Amin dalam teleconference di rumah dinas, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (26/3/2020).
Baca: UPDATE Kasus Corona : Angka Kematian Pasien Covid-19 Bertambah 20 Orang, Total 78 Meninggal Dunia
Dari sanalah, Maruf Amin menyebut proses pengiriman alat tes bisa memakan waktu dan masyarakat perlu menunggu.
"(Pemda) perlu mendatangi, kemudian membawa sendiri supaya distribusinya lebih cepat sampai ke sasaran," ujarnya.
Sebelumnya, Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto mengatakan, sebanyak 125 ribu rapid test telah disiapkan.
Baca: Berita Persib: Komentar Wander Luiz dan Beni Oktovianto Soal Kompetisi yang di Hentikan
Nantinya, seluruh rapid test itu akan didistribusikan ke 34 provinsi seluruh Indonesia.
"Saat ini kami sudah mendistribusikan 125 ribu kit untuk pemeriksaan cepat yang didistribusikan di 34 provinsi," kata Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa (24/3/2020).
Lebih lanjut, Yurianto menyerahkan sepenuhnya kepada daerah untuk mengatur siapa-siapa saja yang akan dilakukan tes menggunakan rapid test tersebut.
Baca: Tangani Penyebaran Corona, Kemenristek Bentuk Konsorsium Covid-19
Meski begitu, ia menyarankan agar prioritas test dilakukan untuk orang yang pernah kontak dengan pasien positif dan tenaga medis yang menangani pasien positif.
Yurianto juga menyebut, pemerintah segera mendatangkan rapid test yang lebih banyak.
Sehingga, tes dapat dilakukan berdasarkan wilayah yang dianggap menjadi pusat penularan.
"Pengiriman berikutnya akan berbasis pada daerah di mana kasus ini ditemukan dan kemudian kita anggap sebagai daerah yang berpotensi sebagai munculnya penularan," kata Yurianto.
Cuci tangan pakai sabun lebih efektif
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto terus menyerukan gerakan pencegahan penyebaran Covid-19.
Satu di antara gerakan pencegahan corona yakni rajin mencuci tangan menggunakan sabun.
Bahkan Yuri sapaan akrab dari Achmad Yurianto ini, menegaskan cuci tangan dengan sabun dapat lebih efektif daripada menggunakan hand sanitizer.
Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers di Gedung BNPB pada Rabu (25/3/2020) sore.
Sebelumnya, Yuri mengatakan terdapat dua upaya penting dalam mencegah tertularnya Covid-19 ini.
Baca: Achmad Yurianto Peringatkan Anak Muda terkait Virus Corona, Jadi Golongan yang Membahayakan?
“Dua hal yang ingin saya sampaikan di dalam upaya kita untuk mencegah penyakit ini, artinya berpikir jangan sampai sakit,” tegasnya yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia, Rabu (25/3/2020).
Pertama, kata Yuri yakni masyarakat harus melakukan pembatasan jarak fisik sehari-hari termasuk di dalam rumah.
“Yang pertama jaga jarak dalam melakukan kontak sosial,” ujar Yuri.
“Bukan hanya saat berada di luar rumah, melainkan di dalam rumah juga upayakan untuk bisa menjaga jarak,” tegasnya.
Lebih lanjut, Yuri menyebut hal kedua yakni rajin mencuci tangan dengan sabun.
Baca: UPDATE 25 Maret: Bertambah 3 Orang, Pasien Virus Corona Yang Meninggal Dunia 58 Orang
“Kemudian adalah gunakan masker, dan yang paling penting adalah cuci tangan,” kata Yuri.
Ia menegaskan sabun dapat lebih efektif mencegah Covid-19 daripada menggunakan hand sanitizer.
“Cuci tangan pakai sabun, tidak harus hand sanitizer,” ungkapnya.
“Jauh lebih efektif menggunakan sabun dibanding dengan menggunakan hand sanitizer,” imbuhnya,
Karena dengan sabun akan menggunakan air yang mengalir, dan bisa membasuh seluruh celah-celah kuku dan sebagainya dengan baik.
“Sementara, hand sanitizer yang mungkin hanya telapaknya saja yang bisa dibersihkan punggung tangan dan sela-sela lebih sering tidak,” jelasnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya)