News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Bantahan Ganjar soal Tegal Lockdown: Beritanya Tak Seseram yang Muncul di Media

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo didampingi Wakil Gubernur, Taj Yasin Maimoen (kanan) dan Kepala Dinas Kesehatan, Yulianto Prabowo (kiri) mengumumkan satu pasien baru positif corona di Kota Semarang dan satu PDP meninggal di Moewardi. Pasien yang meninggal belum diketahui hasil pemeriksaannya apakah negatif atau positif, Kamis (19/03/20).

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membantah kabar soal Kota Tegal akan memberlakukan kebijakan local lockdown.

Bantahan tersebut disampaikan Ganjar Pranowo setelah dirinya bertanyalangsung kepada Wakil Wali Kota Tegal, M Jumadi.

"Saya sudah klarifikasi, sudah ada penjelasan soal itu."

"Intinya itu bukan lockdown, hanya isolasi terbatas agar masyarakat tidak bergerak bebas."

"Sampai tingkat itu saja," tegasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (27/3/2020), seperti yang dikutip dari TribunJateng.com.

Baca: Tenaga Kesehatan Terkonfirmasi Covid-19, Pasien Positif Corona di Sumbar Jadi 6 Orang

Baca: UPDATE Kasus Corona di Indonesia 27 Maret: 1046 Positif Covid-19, 46 Sembuh, 87 Meninggal Dunia

Ganjar menyebutkan, apa yang terjadi di Kota Tegal, tidak seseram seperti yang diberitakan.

"Kalau pakai kata-kata lockdown, wartawan pasti suka dengan istilah ini."

"Jadi tambah rame kan," ujarnya.

Saat ditanya apakah masyarakat masih boleh keluar rumah, Pemkot Tegal mengatakan masih memperbolehkan.

Sehingga, dipastikan bahwa kebijakan itu bukanlah lockdown.

Baca: Atasi Corona, DPRD DKI Saran Anies Geser Anggaran Nonprioritas: Formula E Hingga LRT

Baca: Pandemi Corona, Alami Gejala Penyakit Ini Bisa Darurat Periksa ke Rumah Sakit

"Itu tidak lockdown, kalau iya maka masyarakat tidak boleh keluar rumah."

"Lha ini masih boleh kok," tandasnya.

Lakukan Isolasi Kampung

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo didampingi Wakil Gubernur, Taj Yasin Maimoen (kanan) dan Kepala Dinas Kesehatan, Yulianto Prabowo (kiri) mengumumkan satu pasien baru positif corona di Kota Semarang dan satu PDP meninggal di Moewardi. Pasien yang meninggal belum diketahui hasil pemeriksaannya apakah negatif atau positif, Kamis (19/03/20). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Apa yang dilakukan Pemkot Tegal, ujar Ganjar Pranowo, merupakan isolasi kampung.

Masih dikutip dari TribunJateng.com, Ganjar justru mendukung langkah isolasi kampung tersebut.

Kalau itu berhasil, Ganjar akan mendukung penuh dan menerapkannya ke daerah lain.

"Minimal mereka melakukan isolasi pada level terkecil yakni RT."

"Silahkan diatur, masyarakat hanya boleh bergerak di level RT saja."

"Jadi beritanya tidak seserem yang muncul di media, bahwa besok Tegal akan tertutup rapat, tidak seperti itu," imbuhnya.

Baca: Ketar-ketir Bayangkan Penularan Corona saat Puasa dan Lebaran, Imam Prasodjo: RS Bakal Kolaps

Baca: FX Hadi Rudyatmo Sambut Kabar Baik, Satu Pasien Virus Corona di Solo Dinyatakan Sembuh

Orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut menceritakan setelah ada pasien positif Corona, Pemkot Tegal merespon dengan baik.

Pihak pemkot membatasi gerak masyarakat dan mengurangi kerumunan.

Karena masyarakat masih tetap banyak yang berkerumun, Pemkot Tegal menaikkan lagi statusnya dengan menutup sejumlah obyek wisata dan tempat hiburan.

Namun tetap saja, masyarakat masih banyak berkeliaran di jalanan.

"Lalu diambil kebijakan menutup jalur yang masuk ke kota atau kampung dengan barier yang ada."

"Sebenarnya itu, jadi judulnya sebenarnya lebih tepat isolasi kampung," katanya.

Kata Wali Kota Tegal

Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono memberikan keterangan jumlah pasien ODP, PDP, dan pasien positif Covid-19 yang diisolasi di wilayah Kota Tegal. Konferensi Pers berlangsung di Pendopo Ki Gede Sebayu Balai Kota Tegal, Rabu (25/3/2020) malam. (istimewa)

Sebelumnya, Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono memutuskan untuk menutup akses masuk ke Tegal dengan beton movable concrete barrier (MBC) mulai 30 Maret sampai 30 Juli 2020.

Dikutip dari Kompas.com, keputusan tersebut diambil setelah warga Tegal dinyatakan positif virus corona pada Rabu (25/3/2020).

Dengan temuan tersebut, Kota Tegal sudah masuk zona merah darurat Corona.

Baca: UPDATE Corona 27 Maret 2020 Pukul 16.00 WIB, 6 Negara dengan Peningkatan Kasus Covid-19 Terbanyak

Baca: Soal Corona, Riza Patria: Wagub DKI Terpilih Harus Ikut Pemerintah dan Jangan Menyimpang

"Warga harus bisa memahami kebijakan yang saya ambil. Kalau saya bisa memilih, lebih baik saya dibenci warga daripada maut menjemput mereka," kata Dedy, saat konferensi pers terkait satu warganya yang positif Corona, di Balai Kota Tegal, Rabu (25/3/2020) malam.

Sebelum local lockdown diterapkan, beberapa akses masuk ke kota ditutup menggunakan water barrier.

Namun, untuk jalan provinsi dan jalan nasional, Dedy memastikan akan tetap dibuka.

"Termasuk seluruh wilayah perbatasan akan kita tutup, tidak pakai water barrier, namun MBC beton. Yang dibuka hanya jalan provinsi dan jalan nasional," kata Dedy.

Pasien Positif Corona Bertambah

Jumlah pasien yang dinyatakan positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia bertambah menjadi 1046 pasien pada Jumat (27/3/2020) sore hari ini.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, mengungkapkan jumlah itu meningkat sebanyak 153 orang dari yang sebelumnya.

Selain itu, terdapat pula pasien yang sembuh dinyatakan sebanyak 11 orang.

Sehingga, jumlah total pasien yang sembuh bertambah menjadi 46 orang.

Baca: Penjelasan RS soal Viralnya Kasus Kematian Pasien Positif Virus Corona di Tangerang

Baca: Detri Warmanto Ungkap Kondisinya Pasca Positif Virus Corona, Perlihatkan Hasil Terbaru Rapid Test

"Ada 11 pasien yang dinyatakan sembuh dan boleh pulang sehingga total pasien sembuh ada 46," tutur Yuri, dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube BNPB, Jumat sore.

Namun, kasus kematian bertambah 9 orang sehingga total pasien meninggal dunia berjumlah 87 orang.

Menurut data sebelumnya, jumlah pasien positif corona terhitung 893 pasien per 26 Maret 2020.

Sedangkan total pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 35 orang dan pasien yang meninggal dunia berjumlah 78 orang.

(Tribunnews.com/Whiesa/Metta, TribunJateng.com/mamdukh adi priyanto) (Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini