Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi mengakui bahwa mewabahnya virus corona (Covid-19) turut berdampak pula pada program mudik Lebaran kali ini.
Karena pemerintah telah memberlakukan pembatasan interaksi fisik maupun sosial (physical dan social distancing), termasuk menerapkan sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH) demi menekan penyebaran corona.
Sehingga langkah untuk meniadakan mudik pada momen Lebaran kali ini dianggap sebagai salah satu upaya pencegahan terjadinya interaksi tersebut.
Kendati demikian, Juru Bicara Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya mengambil langkah antisipatif.
Termasuk yang selalu dilakukan Menko Luhut yang berkomunikasi secara intensif dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
"Ya memang sekarang semua ekonomi dunia mengalami tekanan, tapi Pak Luhut setahu saya, sering melakukan komunikasi intens dengan Gubernur BI dan Menteri Keuangan," ujar Jodi, dalam video conference #temutanyamarves di akun Instagram @kemenkomarves, Jumat (27/3/2020).
Komunikasi intensif itu dijalin untuk membahas sejumlah langkah antisipatif yang bisa dipertimbangkan untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia.
Baca: MN Baru Sadar Video Panasnya dengan Mantan Pacar Viral Setelah Mendapat Kiriman Tangkapan Layar
Baca: Kasus Covid-19 di AS Tembus di Atas 100.000, Wall Street Jatuh
Termasuk dampak ekonomi yang bisa ditimbulkan dari ditiadakannya mudik kali ini.
"Ini untuk membahas berbagai potensi dampak terhadap perekonomian Indonesia dan langkah-langkah antisipatif yang akan dilakukan," jelas Jodi.
Menurutnya, kebijakan seperti pemberian berbagai stimulus fiskal pun telah disiapkan, untuk menangani dampak corona.
"Berbagai fiskal stimulus sudah disiapkan oleh BI dan Kementerian Keuangan untuk mempertahankan daya beli masyarakat," kata Jodi.
Kemenko Maritim dan Investasi pun menganggap bahwa kebijakan ini tentunya sangat baik untuk menjaga stabilitas daya beli masyarakat.
Karena selama ini konsumsi domestik (domestic consumption) turut menopang Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) Indonesia.
"Yang menurut saya, (kebijakan) ini sangat penting karena domestic consumption merupakan salah satu penopang GDP kita," kata Jodi.