News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Cegah Corona, Disinfektan Disemprot ke Manusia, Dokter Spesialis Paru Sebut itu Salah & Berbahaya

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Kiri) Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan (Kanan) ilustrasi penyemportan cairan disinfektan ke manusia

TRIBUNNEWS.COM - Maraknya penggunaan carian disinfektan yang disemprotkan ke tubuh manusia demi cegah penyebaran virus corona (COVID 19) menuai komentar.

Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan mengatakan hal tersebut merupakan cara yang salah dan berbahaya.

Erlina menjelaskan cairan disinfektan bukan diperuntukkan untuk manusia, melaikan untuk benda-benda mati.

"Itu malah bahaya menurut saya, karena pertama disinfektan bukan untuk manusia, tapi untuk permukaan benda-beda mati," ucapnya dikutip dari channel YouTube tvOne, Senin (30/3/2020).

Perempuan berkacamata ini mengingatkan penyebaran virus corona melalu droplet atau cairan yang dikeluarkan oleh orang positif saat bersin atau batuk.

Sedangkan cara penularannya bisa secara langsung maupun tidak langsung.

Baca: BREAKING NEWS: 834 Warga Negara Asing di Jepang Positif Covid-19

Baca: Banyak Kepala Daerah Minta Alat Uji Lab Corona, Presiden Minta Gugus Tugas Tambah Pengadaan

Baca: Gejala Virus Corona Ringan hingga Berat, Berikut 11 Cara Pencegahannya

"Kalau langsung ada orang sekitarnya kena (virus corona) dan jaraknya kurang dari 1 meter bisa tertular lewat droplet yang dikeluarkan"

"Sedangkan kalau tidak langsung itu, droplet menempel ke permukaan beda dan disentuh oleh orang lain," imbuh Erlina.

Di sinilah, Erlina menilai penggunaan cairan disinfektan baru diperlukan.

"Mejanya yang dibersihkan, tombol lift, tangga, pegangan pintu, yang itu diberikan disinfektan bukan buat manusia," tandasnya.

Menurut penurutan Erlina zat klorin yang terkandung di cairan disinfektan berbahaya untuk manusia, terutama saat terkena mata atau terhirup melalui saluran pernapasan.

Bahkan disinfektan menyebut, cairan disinfektan yang disemprotkan ke manusia tidak direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Apalagi orang yang alergi yang tidak memakai lengan panjang yang membuat disinfektan langsung terkena kulit, itu tidak baik untuk kulit, mata, dan saluran nafas," tegas Erlina.

Ditanya perihal orang yang menutup mata dan menahan nafas saat disemprot disinfektan, Erlina menyebut hal tersebut tetap berbahaya.

"Kan ada orang tidak tahan napas secara benar dan menutup mata tidak sempurna"

"Disinfektan akan menempel di kelopak, dan saat dia berkedip, ya sama juga berbahaya," lanjut Erlina.

Baca: Warga di Jatiasih Kompak Karantina Lokal Daerahnya, Pengunjung yang Masuk Disemprot Disinfektan

Baca: Rapat Paripurna DPR RI, Anggota Dewan Terapkan Physical Distancing

Baca: Banyak Dokter yang Meninggal karena Corona, Ari Fahrial Anggap Social Distancing Tak Efektif

Oleh karena itu, Erlina menyarankan cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus yang pertama kali ditemukan di Kota Wuha, China ini adalah dengan rutin mencuci tangan.

"Kemudian jangan pegang mata, hidung, wajah dan mulut. Itu yang mesti di lakukan, bukan ditubuh disemprot"

"Kalau khawatir virus corona di kulit, dia tidak akan menjadi penyakit, dia tidak tembus di kulit," ucapnya.

Erlina memberi contoh cara terbaik menghindari dari penyebaran virus corona.

Yakni dengan menyiapkan baju pengganti saat bepergian dari luar rumah.

"Kami di rumah sakit, kita punya baju khusus. Kalau mau pulang ke rumah ganti baju dulu"

"Dan jangan pengang wajah karena virus masuknya lewat saluran pernapasan," kata Erlina kembali menegaskan.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini