"Itu tidak baik untuk kulit, mata, dan saluran napas," tegas Erlina.
Baca: Cuitan Dokter di Kalimantan Selatan Ini Viral, Ribuan Netizen Konsultasi Gratis Soal Corona
Baca: Tak Lakukan Lockdown, Swedia Punya Cara Sendiri Perangi Corona
Ditanya perihal orang yang menutup mata dan menahan napas saat disemprot disinfektan, Erlina menyebut hal tersebut tetap berbahaya.
"Kan ada orang tidak tahan napas secara benar dan menutup mata tidak sempurna."
"Disinfektan akan menempel di kelopak, dan saat dia berkedip, ya sama juga berbahaya," lanjut Erlina.
Oleh karena itu, Erlina menyarankan cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus yang pertama kali ditemukan di Kota Wuha, China ini adalah dengan rutin mencuci tangan.
"Kemudian jangan pegang mata, hidung, wajah dan mulut. Itu yang mesti di lakukan, bukan ditubuh disemprot."
"Kalau khawatir virus corona di kulit, dia tidak akan menjadi penyakit, dia tidak tembus di kulit," ucapnya.
Erlina memberi contoh cara terbaik menghindari dari penyebaran virus corona.
Yakni menyiapkan baju pengganti saat bepergian dari luar rumah.
"Kami di rumah sakit, kita punya baju khusus. Kalau mau pulang ke rumah ganti baju dulu."
"Dan jangan pengang wajah karena virus masuknya lewat saluran pernapasan," kata Erlina kembali menegaskan.
Satgas Covid-19 Tak Rekomendasikan Disinfektan untuk Cegah Corona
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengingatkan cairan disinfektan tidak boleh disemprotkan ke tubuh manusia.
Menurut Wiku, ada cara lain yang dapat dilakukan jika ingin melakukan sterilisasi diri setelah beraktivitas di luar, tanpa harus menyemprotkan disinfektan ke tubuh.