"Tapi kita juga perlu antisipasi, ini 'kan virus baru penyakit baru kita tidak tahu," ungkap dr. Erlina.
"Kita belajar dari flu burung."
"Bahwa kalaupun sudah meninggal virus ini ditemukan di cairan tubuh," imbuhnya.
Seperti yang diketahui, untuk pemrosesan penguburan jenazah harus melalui pembersihan.
Yaitu seluruh cairan di dalam tubuh harus dikeluarkan.
Para tenaga medis khawatir, saat melakukan proses tersebut justru dapat menularkan virus.
Sehingga diputuskan untuk menetapkan kebijakan sedemikian rupa terkait penguburan jenazah.
"Nah kita tahu proses pemulasaran jenazah itu 'kan membersihkan mayat," terang dr. Erlina.
"Termasuk membersihkan cairan tubuh, kita khawatir ini juga menjadi sumber penularan."
Baca: 8 Artis dan Influencer Ikut Lawan Corona, Buat Galang Dana hingga Bagikan APD, Masker
Baca: Apakah Menggunakan Masker dapat Mencegah Covid-19? Ini Penjelasannya
"Itulah sebabnya SOP seperti itu," lanjutnya.
Meski demikian, prosesi keagamaan tertentu juga masih bisa dilakukan terhadap jenazah pasien positif corona.
Di mana terdapat pemrosesan untuk mengkhafani.
Walau akhirnya akan tetap diberi plastik.
Baru kemudian setelah itu dapat dilakukan proses untuk disalatkan.