TRIBUNNEWS.COM, MAGETAN -Lima dari 8 pasien positif corona virus disease atau Covid 19 asal Magetan Jawa Timur yang dirawat di RSUP dr Soedono Madun, dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan selama lebih dua pekan.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Linkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magetan, Didik Setyo Margono, membenarkan informasi sembuhnya delapan pasien positif Covid-19 itu.
"Informasi yang kami terima dari RSUP dr Soedono, Kota Madiun ada lima pasien positif Covid 19 dinyatakan sembuh, sedang ketiga lainnya menunjukan adanya kemajuan kesehatan yang baik,"kata Didik kepada Surya, Rabu (1/4/2020).
Namun, tambah Didik, delapan pasien itu masih akan menjalani observasi lanjutan sampai benar-benar dinyatakan sembuh terbebas dari corona.
Tentang kabar kesembuhan delapan pasien positif Covid 19 ini sebetulnya sudah pernah diinformasikan Bupati Magetan, Suprawoto saat konferensi pers di pendopo Surya Graha, sepekan lalu.
"Delapan pasien yang dirawat di RSUP dr Soedono Kota Madiun itu menunjukan kemajuan kesehatan yang baik, dan dinyatakan sembuh meski harus menjalani observasi,"kata Bupati Suprawoto didampingi seluruh Forkopimda Kabupaten Magetan.
Dari Klaster Seminar di Bogor
Terpisah, Direktur RSUD dr Soedono Madiun, dr Bangun Trapsila Purwaka yang dihubungi Kompas.com, Rabu (1/4/2020) mengatakan para pasien yang sembih ini dari klaster seminar Bogor.
Mereka yang merupakan satu kerabat ini dinyatakan sembuh setelah hasil uji laboratorium dari Balitbangkes RI menunjukkan hasil negatif corona.
“Jadi dari 8 pasien positif corona dari Kabupaten Magetan, 5 sudah dinyatakan sembuh. Sisanya 3 masih kami rawat,” ujar
Para pasien telah dirawat sejak pekan lalu.
Para pasien yang sembuh akan dijemput langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Kamis (2/4/2020).
“Insya Allah besok (hari ini) akan dijemput langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. Salah satunya ada anak yang masih berusia 10 tahun,” kata Bangun.
Meski sudah diperbolehkan pulang, para petugas tetap akan memonitoring lima warga tersebut.
Bangun menambahkan, sembuhnya kelima pasien positif itu menunjukkan warga yang terjangkit virus mematikan itu juga bisa sembuh.
Untuk itu warga diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala mirip Covid-19.
Ia menambahkan, rata-rata pasien yang meninggal lantaran sudah tua dan memiliki penyakit penyerta lainnya.
Saat ini ada tiga pasien yang masih positif corona. Kesehatan ketiganya membaik.
Ketiganya tidak lagi mengeluhkan panas, batuk, pilek, ataupun sesak napas.
Bangun berharap ketiga pasien positif segera sembuh dan menyusul lima warga lainnya yang diperbolehkan pulang ke kampung halaman.
Seperti Sakit Cacar
Sementara Ny AER, keluarga pasien yang sembuh merasa bahagia dan membenarkan tentang kesembuhan keluarga, termasuk suaminya, yang sudah dirawat di RSUP dr Soedono sekitar dua pekan lalu itu.
"Semua pasien yang dirawat sudah beraktivitas seperti biasa, meski masih di dalam ruangan. Tapi keseluruhan tidak ada keluhan apapun,"kata Ny AER yang kini diajak Puskesmas setempat untuk ikut mengedukasi warga di desa desa ini.
Bahkan Ny AER mengatakan, virus corona ini tidak beda dengan penyakit cacar. Mereka yang sudah terkena dan sembuh. Tidak akan bisa terjangkiti lagi, karena sudah kebal.
"Penyakit ini (virus corona) kayak penyakit virus cacar, mereka yang sudah terjangkiti, kemudian sembuh. Tidak akan lagi bisa terjangkiti,"pungkas Ny AER.
Jenazah Pasien Pertama Tak Dibuka, Tapi Langsunng Dimakamkan
Ny AER, juga meluruskan informasi yang tidak benar dari salah satu kerabatnya yang tidak mengetahui secara pasti kejadian mulai dirawat hingga pemakaman jenazah keluarganya yang meninggal di Solo itu.
"Keluarga saya itu, waktu datang jenazah dari Solo, tidak ikut melayat, juga tidak ikut sholat jenazah di masjid. Jadi mengatakan jenazah dibuka di masjid itu tidak benar. Jenazah disholatkan langsung dimakaman. Bahkan mampir di rumah duka juga tidak,"kata Ny AER.
Menurut Ny AER, semua keluarganya yang dirawat di RSUP dr Soedono, tidak ada satu pun yang dijemput ambulan RSUP dr Soedono Kota Madiun. Semua berangkat sendiri, setelah koordinasi dengan Dinkes setempat.
"Ketiga keluarga kami berangkat secara mandiri setelah hasil swab (pemeriksaan tenggorokan dan hidung) dinyatakan positif. Saya yang mengantar sendiri. Setelah sebelumnya kami koordinasi dengan Dinkes dan Puskesmas setempat,"katanya.
Bisakah Tertular dari Jenazah?
dokter spesialis penyakit dalam, Adityo Susilo menguraikan adanya potensi jenazah pasien virus corona masih berpotensi menjadi sumber penularan.
Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Tanya Jawab COVID-19 Sapa Indonesia Pagi edisi Senin 30 Maret 2020, lalu.
Seorang warganet bernama @dyahsafitrifitri2 bertanya:
"Selamat pagi, saya mau bertanya, apakah orang yang sudah meninggal karena covid itu bisa menularkan ke orang lain? dan apakah ibu hamil mudah terpapar? Terimakasih"
Pria yang juga anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan perlakukan khusus terhadap jenazah pasien corona menjadi indikasi masih adanya potensi penyebaran virus tersebut.
Pernyataan Adityo ini berdasarkan pengamatannya di berbagai pemberitaan di media massa.
"Jadi untuk pertanyaan ini tentu kita sudah banyak lihat di media ternyata memang ada perlakukan khusus bagi jenazah - jenazah yang meninggal diduga terduga terinfeksi COVID-19 atau yang terkonfirmasi COVID-19,"
Adityo melanjutkan bentuk perlakukan khusus tersebut seperti penyemprotan cairan disinfektan, menutup jenazah dengan plastik, hingga orang yang membantu proses pemulasaraan harus menggunakan alat pelindung diri (APD) yang memadahi.
"Dengan fakta - fakta dan kenyataan yang ada pertama tama jawabannya iya"
"Bahwa yang meninggal punya risiko menularkan ke orang lain, dengan dugaan virusnya belum mati di dalam tubuhnya (jenazah)," urainya.
Pertanyaan kedua apakah ibu hamil mudah terpapar virus yang menyerang sistem pernapasan, Adityo memberikan jawabannya.
Adityo membeberkan, COVID -19 tidak memandang status dari seseorang untuk menginfeksi.
Menurutnya, yang paling berperan dalam hal tersebut adalah imunitas atau daya tahan tubuhnya.
"Virus ini tidak mengenal seks, status, tidak mengenal usia, mau laki-laki atau perempuan"
"Mau hamil atau tidak, tentu punya risiko untuk tertular, begitu," ucap pria berkacamata ini.
(surya.co.id/Doni Prasetyo/Kompas.com/Muhlis Al Alawi)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Delapan Pasien Corona Asal Magetan Dinyatakan Sembuh Setelah 2 Pekan Dirawat di Madiun,
dan di Kompas.com dengan judul "Kabar Baik, 5 Pasien Positif Covid-19 asal Magetan Sembuh, Berasal dari Klaster Seminar Bogor",