TRIBUNNEWS.COM - Sebagai upaya mencegah penularan virus corona (Covid-19), masyarakat diminta untuk tetap berada di rumah atau stay home.
Menurut Child Protection Specialist UNICEF Indonesia, Astrid Gonzaga Dionisio, masa stay home juga menjadi topik pembahasan di seluruh dunia.
Astri mengatakan, memang terdapat banyak tantangan di masa stay home ini.
Namun, ia berpesan pada para orang tua untuk menjadikan masa ini sebagai kesempatan memberikan kasih sayang yang lebih banyak pada anak-anak.
Baca: Psikolog Sarankan Orang Tua Buat Kegiatan di Rumah Agar Anak Betah Saat Social Distancing
"Banyak tantangan dalam stay home ini. Jadikan ini kesempatan untuk kita lagi-lagi memberikan kasih sayang pada anak-anak kita dengan setiap harinya kita akhiri dengan pujian dan mengucapkan suatu hal yang positif pada pada anak-anak," tutur Astrid dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BNPB, Kamis (2/4/2020) siang.
Astrid membenarkan, ada banyak tantangan yang harus dihadapi orang tua dalam mengasuh anak ketika masa-masa berada di rumah ini.
Para orang tua yang sebelumnya hanya menyiapkan keperluan anak saat akan berangkat sekolah dan membantu mereka mengerjakan tugas di malam hari, harus mampu mendampingi belajar anak-anaknya di rumah.
Kebosanan anak ketika harus berada di rumah juga akan menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua untuk mengasuhnya.
Pasalnya, Astrid mengatakan, anak-anak cenderung menginginkan untuk dapat bermain dengan teman-temannya.
Begitu pula dengan anak-anak di usia remaja, mereka lebih menyukai bersama teman-teman sebayanya.
"Saat ini anak kita berada di dalam keluarga dan kita harus memastikan apakah anak kita itu senang di dalam keluarga kita, di sini lah mulai berbagai tantangan," kata Astrid.
Baca: Cara Agar Physical Distancing Bisa Diterapkan dengan Baik oleh Keluarga
"Apakah kita punya kemampuan mengasuh anak kita, salah satunya ada kebosanan karena anak kita ini dinamik, enerjik, tentu mereka ingin dekat, bermain dengan teman-temannya," sambungnya.
"Anak remaja mungkin lebih nyaman dengan anak sebayanya. Kemudian ketika belajar, apakah kita punya kemampuan mendampingi anak-anak," tambah Astrid.
Kendati demikian, Astrid menekankan, masa-masa berada di rumah ini adalah kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga.
"Stay home yang ada saat ini merupakan kesempatan bagi keluarga, bagaimana bisa bersama kembali, mungkin ini saatnya keluarga bisa ngobrol bersama, melakukan kegiatan bersama, membangun teamwork, makan, dan ibadah bersama," papar Astrid,
"Hal-hal yang mungkin selama ini sulit kita lakukan, terutama oleh keluarga di perkotaan, saat ini merupakan kesempatan untuk merajut komukasi yang baik dengan anak-anak kita," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)