TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa desa harus dilindungi dari pemudik.
Mudik di Hari Raya Lebaran diungkapnya akan melibatkan mobilitas puluhan hingga ratusan juta orang dari kota ke desa.
Hal tersebut tentunya membahayakan desa-desa di Indonesia.
Mayoritas kasus virus corona (COVID-19) yang ditemukan di desa berasal dari mereka yang mudik dari kota.
Baca: Korban Positif Covid-19 di Tokyo Jepang Naik 97 Orang
Desa, lanjut Budi menjelaskan, harus dilindungi karena menjadi pusat produksi untuk mensuplai barang- barang kebutuhan dasar khususnya pangan ke kota.
Kalau desa hancur karena virus corona, orang di kota dan kaum urban tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Desa harus tetap menjadi lumbung pangan jika pergerakan ekonomi dan produksi di kota melambat atau lumpuh seperti belakangan ini karena virus corona," ujar Budi Arie Setiadi kepada awak media, KamisĀ (2/4/2020).
Baca: Hari Ini, Anies Kirim Surat Pengajuan Status PSBB DKI Jakarta ke Menteri Kesehatan
Budi menjelaskan, bila akses ke desa dibuka untuk pemudik, dalam hal ini kaum urban, tentu sangat beresiko.
Potensi kehancuran semua struktur sosial dan struktur produksi bangsa Indonesia yang mayoritas berasal dari desa sangat besar.
Untuk itu Budi mengimbau agar seluruh kepala desa, perangkat desa, relawan desa dan seluruh warga desa selalu bersiap dan mengantisipasi secara serius soal wabah Covid-19.
"Beban desa saat ini jangan ditambah dengan arus mudik. Desa harus kita lindungi dari para pemudik," pungkas Budi.