"Kalau Bapak sepakat bahwa nyawa warga kita di atas ekonomi kita, maka pihak yang pertama dan utama Bapak dengar adalah pandangan dari para ahli kesehatan masyarakat, para ilmuwan, para ahli epidemiologi, para tenaga medis, para dokter dan perawat yang berjuang pertaruhkan nyawa mereka untuk selamatkan nyawa warga," kata Sohibul di dalam suratnya, Sabtu (4/4/2020).
Para ahli tersebut menurut Sohibul telah memiliki kredibilitas, integritas, dan kompetensi untuk memberikan pandangan secara jernih.
Selain itu tidak memiliki konflik kepentingan.
Baca: Usul Pemilihan Wagub DKI Ditunda, PKS: Berhenti Dulu Bicara Hal Politis, Fokus Tangani Virus Corona
Menurut Sohibul, para ahli tersebut lah yang harus berada di lingkungan pertama Jokowi.
Sohibul meminta Jokowi untuk tidak mendengarkan para pembantunya yang memberi laporan bersifat "asal bapak senang (ABS)".
"Jangan hanya mendengarkan suara para pemodal besar di mana kepentingan mereka semata-mata ingin mengejar keuntungan investasi semata! Jangan salah pilih penasihat di lingkaran Bapak! Salah ambil kebijakan nasib 260 juta warga RI dipertaruhkan!" imbuh dia.
Menurut Sohibul penyelesaian pandemi covid-19 harus didahului akar persoalannya.
Akar persoalan pandemi tersebut adalah penyakit covid-19 itu sendiri.
Sedangkan kondisi ekonomi global dan nasional yang mengalami fluktuasi adalah akibat dari pandemi tersebut.
Sohibul yakin kondisi perekonomian nasional akan pulih seiring dengan diselesaikannya pandemi.
Sohibul mengungkapkan pemerintah harus mengutamakan keselamatan masyarakat dan tenaga medis dalam menangani pandemi ini.
Jokowi pun diminta untuk mempertimbangkan kembali merealisasikan opsi penerapan darurat sipil.
Sohibul menyebut UU Penanggulangan Bencana dan UU Kekarantinaan Kesehatan sudah cukup untuk menangani krisis pandemi saat ini.
Pemerintah disebut harus fokus mendukung kebutuhan tenaga medis yang berjuang di garis depan penanganan pandemi, seperti penyediaan APD, penyediaan swab test yang mencukupi dan pelaksanaannya secara masif sebagai upaya mitigasi.